Page 22 - Dio dan Serulingnya_Wena Wiraksih.pdf
P. 22
Abah, Dio Dio, merdu sekali suara serulingmu.
kangen. Sudah lama Bibi tidak mendengar kamu
memainkannya. Abah-mu pasti bangga.
Selama ini Dio bukan tidak ingin memainkan serulingnya.
Ia hanya tidak ingin alunan serulingnya mengembalikan
ingatannya akan kehilangan ayahnya.
Sudah, ayo, makan dulu. Bibi masak
Jangan dipikirkan sayur lodeh kesukaanmu.
terus. Kasihan Abah.
Pasti dia sedih
meninggalkan anaknya
yang menangis terus.
Kamu doakan Abah, ya.
Bi, terima
kasih telah
mengurus Dio.
Kalau kamu pindah ke rumah Bibi,
bagaimana? Ada Yayan yang bisa menemani
kamu daripada sendiri terus seperti ini.
Bagaimana kalau
Yayan saja yang Nanti Bibi bilang
menginap di sini, Bi? ke Yayan.
16