Page 30 - Projek Buku B5
P. 30
Hadirin yang berbahagia, dalam beberapa waktu terakhir, volume sampah
di Kota Tasikmalaya meningkat secara signifikan, yaitu hingga 30% pada
momen Idulfitri 1446 Hijriah. Angka ini setara dengan sekitar 90 ton
sampah tambahan yang dihasilkan hanya dalam waktu singkat.
Hal ini tentu menjadi perhatian serius, baik bagi pemerintah maupun
masyarakat, karena lonjakan sampah yang besar dapat menimbulkan
berbagai dampak lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik
dapat menyumbat saluran air, menyebabkan genangan hingga banjir.
Tumpukan sampah juga menyebabkan lingkungan menjadi kotor, berbau
tidak sedap, dan menjadi sarang lalat, nyamuk, serta kuman penyakit
yang semuanya berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Wali Kota Tasikmalaya, Bapak Viman Alfarizi, menyampaikan bahwa
persoalan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada petugas
kebersihan atau pemerintah daerah. Kita semua memiliki peran penting,
mulai dari rumah tangga, sekolah, hingga tempat umum. Sumber utama
sampah berasal dari aktivitas sehari-hari yang sering kali tidak disertai
kesadaran dalam pengelolaannya.
Oleh karena itu, kita harus memulai dari hal kecil namun berdampak
besar, seperti memilah sampah organik dan anorganik, mengurangi
penggunaan plastik, serta membuang sampah pada tempat yang benar.
Jika setiap orang memiliki kesadaran ini, maka masalah sampah dapat
dikurangi sejak dari hulu, yaitu dari rumah kita sendiri.
Teman-teman, sebagai pelajar kita punya peran penting dalam menjaga
kebersihan lingkungan. Kita bisa memulainya dari hal sederhana, seperti
menjaga kebersihan lingkungan sekolah tempat kita belajar setiap hari.
Buanglah sampah pada tempatnya, jangan mencoret-coret tembok atau
meja dan kursi, jangan buang sampah di selokan, dan jagalah kebersihan
ruang kelas.
Kita juga bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti, mendaur
ulang sampah, atau menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan
kepada teman-teman dan keluarga.
Langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak
besar di masa depan. Kita mungkin berpikir, “Ah, cuma satu bungkus
permen.” Tapi bayangkan jika seribu orang berpikir hal yang sama itu
artinya ada seribu bungkus permen yang mengotori lingkungan.
25