Page 62 - Projek Buku B5
P. 62
Perjalanan Batin dalam Puisi Cipatujah
Karya Acep Zamzam Noor
Puisi “Cipatujah” cerminan perjalanan batin seorang tokoh yang dipenuhi
kesedihan dan rasa rindu mendalam. Penyair menggunakan bahasa alam
seperti daun-daun dan perjalanan antar tempat untuk mengekspresikan isi
hatinya. Setiap kata dalam puisi disusun layaknya doa, mencerminkan
pencarian makna hidup dan ketenangan batin.
Wilayah yang disebutkan, seperti Ciheras dan Sindangkerta, menjadi
simbol luka dan penderitaan yang terus meluas. Genangan air mata yang
disebutkan antara Cikawunggading dan Cilangka memperkuat kesan
duka yang dalam. Cipatujah sebagai latar tempat memberi nuansa lokal
sekaligus memperkuat suasana batin yang sedang bergejolak.
Gaya bahasa yang puitis dan imajinatif menjadikan puisi ini sarat makna
dan menyentuh perasaan pembaca. Citraan alam seperti “lembar daun”,
“hamparan pasir”, “alun ombak”, dan “kesiur angin” membantu pembaca
membayangkan suasana dengan jelas. Selain itu, penyair juga
menggunakan metafora yang unik dan bermakna dalam, seperti “jalan
dengan kaki pada kepala” untuk menggambarkan perasaan batin yang
rumit. Simbol-simbol tempat yang terdapat dalam puisi ini memberikan
kedalaman makna tentang perjalanan hidup yang penuh luka dan
kerinduan.
Beberapa bagian mungkin
menantang untuk dipahami oleh
pembaca yang belum terbiasa
dengan bahasa puitis yang rumit.
Gaya penulisan yang bebas dan
tidak terstruktur dengan jelas
bisa membuat pembaca merasa
bingung mengikuti alur cerita
atau perasaan yang ingin
sumber: koropak.co.id disampaikan.
Puisi yang berjudul Cipatujah karya Acep Zamzam Noor adalah salah
satu puisi yang indah dan penuh makna. Sehingga menarik untuk dibaca
secara mendalam dan penuh perenungan.
57