Page 7 - PERTEMUAN 7B
P. 7
2. Mengenal Kekhasan Agama Khonghucu
a. Pendiri Agama Khonghucu
Khonghucu adalah nabi dan pendiri agama Khonghucu. Ia lahir di kota Tsow di negeri Lu di dataran
Cina. Ia ditinggal bapaknya waktu ia masih berusia 3 tahun dan pada usia 26 tahun ibunya juga
meninggal dunia. Sejak kecil ia suka berdoa. Dalam permainan dengan teman sebayanya,ia suka
memerankan diri sebagai seorang yang memimpin doa. Pada masa mudanya, ia sangat berhasil
dalam tugasnya di dinas pertanian dan petenakan. Ia berhasil menciptakan kehidupan masyarakat
yang adil dan makmur. Konghucu tumbuh menjadi seorang yang jujur, hidup sederhana, dan suka
memberi nasihat orang lain. Ia dikenal sebagai guru dan pemimpin yang bijaksana. Ajaran-ajaran
Khonghucu terus
dipelihara oleh pengikutnya dan dihayati secara pribadi sebagai jalan hidup.
b. Inti Ajaran Khonghucu
Khonghucu sangat mementingkan ajaran moral. Jika setiap orang dapat mengusahakan
keharmonisan dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan maka akan tercipta perdamaian
Allah. Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Khonghucu adalah menjadi seorang Kuncu
(manusia budiman). Seorang Kuncu adalah orang yang memiliki moralitas tinggi yang
mendekati moralitas Sang Nabi (Khonghucu). Agama Khonghucu sangat menghormati arwah
leluhur. Tuhan Yang Maha Esa disebut Tuhan.
c. Hari Raya Agama Khonghucu
Imlek adalah hari raya umat Khonghucu. Imlek merupakan hari pergantian tahun atau tahun baru
Cina atau Tingkok. Di Indonesia hari raya ini ditetapkan sebagai hari libur nasional, sejak masa
pemerintahan
presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarno Putri.
d. Pandangan Gereja Katolik terhadap Agama Khonghucu
Konsili vatikan II dalam dekritnya tentang agama-agama bukan kristen menyatakan antara lain;
“Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan
sikap hormat yang tulus, Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta
ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya
sendiri, tetapi tidak jarang memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun,
Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran, dan hidup”
(lih. Yoh 14: 6);
dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, “dalam Dia pula Allah mendamaikan
segala sesuatu dengan
diri-Nya...(NA.2). Artinya bahwa Gereja Katolik menghargai keberadaan serta ajaran agama-agama
lain, termasuk Khonghucu
3. Agama Asli dan Aliran Kepercayaan
a. Agama Asli
Agama asli masih tetap berpengaruh dalam hidup keagamaan banyak orang,walaupun telah
menganut salah satu agama yang ada di dunia, khususnya Agama Kristen Katolik. Unsur ajaran
kosmis pada agama-agama asli masih melekat dalam hidup keagamaan orang-orang Indonesia
dimanamana. Ajaran kosmis yang dimaksud adalah ajaran tentang jagad raya,bagaimana itu
dijadikan; bagaimana perkembangannya; dan bagaimana cara menggunakannya.
1) Dasar dan Ajaran
Dasar yang mendalam dari agama-agama suku adalah dongeng mengenai ciptaan dan di
dalamnya ada hubungan ke Allahan dengan ciptaan. Ada 2 tema pokok dari cerita-cerita
penciptaan:
a) Perang suci antara dunia atas dan dunia bawah atau perkawinan suci antara surga dan
dunia. Keduanya disusul dengan perceraian.
b) Keterangan tentang terjadinya bermacam-macam tumbuh-tumbuhan,yang diperlukan oleh
manusia untuk dapat hidup, dan kenyataan bahwa manusia akan mati suatu saat nanti.
Cerita-cerita penciptaan itu menerangkan tentang terciptanya alam semesta, dunia, musim,
pergantian terang dan gelap, serta menunjukkan fungsi segala sesuatu. Pengaturan allah/dewa
mereka atas alam semesta setiap manusia; tumbuh-tumbuhan; hewan dan setiap kejadian
mempunyai tempat yang penuh arti. Masing-masing harus berbuat sesuai dengan hal itu dan
wajib menaati peraturan dan larangan tertentu.
7