Page 3 - SJRH MINAT PERTEMUAN 5
P. 3
Modul Sejarah, Kelas X KD 3.4 dan 4.4
2. Sejarah sebagai seni
Ada sebuah gemuruh di kepala saat pertama kali membaca satu kutipan ini.
Kutipan milik Kartini. Penting menyebutnya Raden Ajeng Kartini, namun pemilik nama
ini justru meminta untuk hanya memanggilnya dengan nama saja, tanpa gelar
kebangsawanan yang lekat dari keluarganya. Sebuah permintaan yang ia tulis kepada
seorang gadis Belanda yang menjadi sahabat pena pertamanya, Estelle “Stella”
Zeehandelaar. Panggil Aku Kartini Saja; yang kemudian menjadi sebuah judul biografi
yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Saat ia melihat fenomena mengapa Cina selalu superior di pendidikan di Indonesia
“Aku lebih cenderung untuk berada bahwa stimulus dan selera adalah faktor yang sangat
berpengaruh pada pemikiran seseorang, Belajar tanpa selera tidak akan berhasil. Tanpa
fighting spirit, maka kita bukan apa-apa. Hanya dengan inilah kita dapat belajar dengan
semangat. Aku lihat orang-orang Tionghoa telah mempunyai stimulus dalam hal ini
ekonomi atau ideal”. Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Sudah pernah baca belum dua buah novel sejarah diatas. Didalam kutipan Itu
apa yang kalian pahami, mengapa penulisan sebuah karya harus menarik, kenapa gak
ditulis sesuai peristiwa saja yang apa adanya. Kenapa sih sejarah dikatakan sebagai
seni?. Berbicara tentang sejarah sebagai Seni, dalam benak kita yang muncul kenapa
seni, mengapa seni, bagaimana sebuah peristiwa bisa sebagai seni?. Sejarah dapat
berperan sebagai suatu Seni yang mengedepankan nilai estetika. Sejarah sebagai seni
bukan dipandang dari segi etik atau logika, melainkan dari segi estetika.
Menurut Wilhelm Dilthey, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa. Sejarah tidak
hanya mempelajari segala yang bergerak dan berubah atau yang tampak dipermukaan,
sejarah juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan besar bagi
pelaku sejarah. Sejarah mempelajari suatu proses yang dinamis dalam kehidupan
manusia yang didalamnya terdapat hubungan sebab akibat.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 18