Page 32 - Sarudin Pemikat Burung Perkutut
P. 32

“Ya ..., lebih baik kita pasang saja pikatnya di sini. Perkutut

             yang bagus itu nanti tentu datang,” saran Juarta sambil berhenti
             melangkah.

                   “Saya pikir juga begitu. Kita juga akan memikat perkutut
             yang lain,” jawab Sarudin.

                   Mereka sibuk menyiapkan peralatan  pikatnya. Sarudin
             kemudian memanjat pohon yang ada di depannya. la memasang
             pikat pada kedua batang  pohon  itu. Selesai memasang pikat,
             mereka beristirahat di bawah pohon besar yang rindang. Mereka
             membuka  bekal  yang  tadi pagi  telah  disiapkan  oleh pemilik
             warung.


                   Juarta  yang  kekenyangan mulai  menguap  karena
             mengantuk. la menyandarkan badan dan kepalanya pada batang
             pohon  tersebut. Angin semilir  yang sejuk dan suasana yang
             tenang membuat  Juarta tertidur. Melihat  Juarta tidur, Sarudin
             juga mulai  menyandarkan badan dan kepalanya pada batang
             pohon  tersebut. Tiba-tiba  ia mendengar  suara perkutut  yang
             sangat merdu. la membuka mata dan menajamkan telinganya.
             la melihat ke pohon di samping kirinya karena suara tersebut
             berasal  dari  arah kiri. la tajamkan penglihatannya untuk
             mencari di mana burung tersebut berada. Akhirnya, ia melihat
             burung itu bertengger pada ranting pohon yang jaraknya kira-
             kira sepuluh  meter  dari  tempat  mereka beristirahat. la  tidak

             membangunkan  Juarta  yang sedang tidur. la  kasihan melihat
             Juarta  yang  kelelahan.  Sarudin memanjat  pohon tersebut dan
             memasang pikatnya. Burung perkutut liar tersebut terbang ke
             pohon yang lain.



                                         25
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37