Page 2 - WARTA 04 AGUSTUS 2024
P. 2

RENUNGAN




                           “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga  dan
                                       yang memberi hidup kepada dunia.”
                                              Yohanes 6: 33
                           KAMU TELAH KENYANG, BEKERJALAH!


                             Ada istilah yang biasa oleh saya dan teman-teman saya pakai
                         ketika  kami  mendeskripsikan  keadaan  kami  misalnya  dalam
                         sebuah  perjalanan  yakni,  “kalau  lapar  jadi  mengamuk,  kalau
                         kenyang  malah  bodoh…”  Istilah  ini  didapatkan  dari  sikap
                         manusia yang serba salah. Ketika lapar, ia marah, tetapi ketika
                         kenyang, ia bukannya semakin baik atau stabil melainkan makin
                         bodoh.  Sekarang  kita  fokus  pada  “kenyang  biasanya  bodoh…”
                         yang  seringkali  dirasakan  karena  setelah  makan  (terutama
                         makanan  yang  berpotensi  menjadi  gula  atau  mengandung
                         banyak  gula),  dalam  tubuh  kita  terjadi  ketidakseimbangan  gula
                         darah  yakni  meningkatnya  kadar  gula  dalam  darah  yang
                         menyebabkan seseorang bisa sangat mengantuk. Karena terlalu
                         mengantuklah,  maka  seseorang  merasa  dirinya  semakin  bodoh
                         dan tak bisa bekerja saat kenyang.
                             Namun, yang unik adalah ketika seseorang kenyang ilmu, ia
                         juga  mengalami  gejala  yang  hampir  serupa.  Konon,  seorang
                         yang  mengenyam  ilmu  makin  tinggi  dan  membaca  semakin
                         banyak  buku,  ia  justru  semakin  menyadari  bahwa  dirinya  tidak
                         tahu  apa-apa  (dalam  arti  bahwa  orang  ini  semakin  rendah  hati
                         dan  rela  untuk  belajar  demi  mengembangkan  dirinya).  Oleh
                         karena  itu,  ketika  Tuhan  memberikan  kita  kecukupan  dan
                         kepuasan  jasmani  dari  berkat  makanan-minuman-pengetahuan,
                         Ia  juga  hadir  memberikan  kecukupan  dan  kepuasan  rohani
                         dengan  kehadiran  Tuhan  kita,  Yesus  Kristus.  Sebutan  Yesus
                         pada  bacaan  kita  kali  ini  bagi  diri-Nya  sendiri  sebagai  “Roti
                         Hidup”. Istilah ini merujuk pada keselamatan penting dan pokok
                         yang Tuhan berikan pada umat-Nya. Sama seperti ketika bangsa
                         Israel tidak dibiarkan kelaparan dan diberikan manna setiap hari,
                         seharusnya  kita  pun  mengandalkan  Roti  Hidup  (Yesus  Kristus)
                         setiap harinya.
                             Dengan mengandalkan Sang Roti Hidup, kita pun hidup dan
                         dapat  melaksanakan  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  telah
                         Tuhan  berikan  dengan  penuh  semangat.  Kehadiran  Yesus
                         sebagai  Roti  Hidup  juga  mengingatkan  kita  bahwa  kehadiran
                         Allah  sangatlah  dekat  dengan  kita,  sedekat  manusia  dengan
                         makanan  pokoknya.  Itu  artinya  Yesus  rela  hadir  dan
                         mengurbankan  diri  agar  kita  menyadari  bahwa  kita  diciptakan
                         hanya  untuk  kemuliaan  nama  Tuhan.  Padahal,  siapakah  kita
                         yang penuh salah dan dosa ini? Ia rela menjadi Roti Hidup agar
                         kita tidak lapar dan haus lagi. Apabila Yesus hadir sebagai Roti
                         Hidup, maka kita pun dicukupkan bahkan diberkati untuk menjadi
                         berkat bagi orang lain lewat kehadiran dan kerja kita di dunia ini.
                         Oleh  karena  itu,  mari  bekerja  dan  berkarya  karena  kita  telah
                         kenyang dari Sang Roti Hidup. Haleluya, Puji Sang Roti Hidup!
                                                                              (Tria)
   1   2   3   4   5   6   7