Page 3 - WARTA 04 AGUSTUS 2024
P. 3
Sudahkah kita melakukan firman Tuhan yang kita dengarkan Minggu lalu..??
RINGKASAN KHOTBAH
MINGGU, 28 JULI 2024
Saling Berbagi
2 RAJA-RAJA 4:42-44; YOHANES 6:1-21
Yohanes bukan hanya bercerita tentang terjadinya sebuah mujizat, tetapi juga
mengajarkan pola hidup dan karakter yang sangat prinsip dari Yesus. Yaitu saling
berbagi.
Apa yang perlu kita miliki, kita siapkan, kita nampakkan dalam upaya saling
berbagi… :
1. Kesadaran dan Empati: Dalam Yohanes 6:5 ketika Yesus “memandang
sekeliling-Nya”, ini tindakan yang menunjukkan betapa Yesus memperhatikan
semua orang, bukan hanya sekedar mengajar dan mujizat. Bahkan ketika Yesus
bertanya kepada Filipus untuk menguji dia, Yesus sedang mengingatkan murid-
murid-Nya, betapa penting sebuah kepedulian dalam membangun kehidupan
kasih. Saling berbagi adalah bentuk lain dari kasih. Tindakan nyata dari iman.
Sebab iman tanpa perbuatan adalah mati, kata Yakobus…
2. Inisiatif serta niat yang tulus. Menurut Yohanes 6: 8-9 siapa yang punya
inisiatif? Andreas memiliki inisiatif cepat dengan melihat kondisi yang ada.
Karena inisiatifnya, 5000 orang lebih bisa mendapat makan. Namun siapakah si
anak ini? Kata yunaninya adalah “PAIDARION” ini sebutan untuk anak laki-laki.
A little boy. Kita tahu, anak-anak biasanya bertumbuh masih dengan sikap egois
tinggi. Tapi a little boy, memberikan bukan hanya 1 tapi 5 roti dan 2 ikan yang
dia bawa. Untuk ukuran anak-anak, ini banyak sekali. Bagaimana dia bisa
memberi dengan sukarela? Seorang anak diajar orangtuanya untuk berbagi,
dan tindakan si anak menghasilkan sebuah mujizat. Roti dan ikan yang dia
bawa, akan dikenang sepanjang hidup kekristenan…
Bagaimana kita mendidik anak-anak kita? Kalau kita punya hati untuk berbagi,
pada saat yang sama kita akan mengajar anak-anak dengan teladan untuk
berbagi. Maka, sikap kita untuk mau berbagi akan mengajar anak-anak dan
anggota keluarga dapat membangun karakter dengan baik…
Suatu saat, kebaikan itu akan menjadi sebuah mujizat bagi orang lain.
3. Tanggung Jawab dan Pengelolaan yang Bijaksana:
Dalam budaya Yahudi dan juga dalam ajaran Yesus, menghargai berkat Tuhan
adalah hal yang penting. Mengumpulkan sisa-sisa makanan setelah semua
orang kenyang menunjukkan sikap menghargai dan mengelola dengan baik
berkat yang telah diberikan Tuhan. Menghamburkan berkat Tuhan sama
dengan tidak bertanggungjawab.
Memberi bukanlah soal jumlah, tapi soal hati yang penuh syukur.
Berbagi bukan soal kemampuan tetapi soal iman yang hidup dalam kasih.
Amin. (EKT)