Page 2 - WARTA 18 AGUSTUS 2024
P. 2
RENUNGAN
“Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah
kucampur; buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan
ikutilah jalan pengertian.”
Amsal 9:5-6 (TB2)
MEMBUANG KEBODOHAN,
MENGIKUTI JALAN PENGERTIAN
Kita hidup di era kemajuan pengetahuan telah berkembang
sangat pesat. Hal-hal yang merupakan misteri di masa lalu,
sebagian besar telah ditemukan jawabannya. Namun, tidak
semua orang memanfaatkan kemajuan pengetahuan ini dengan
antusias dan sikap yang benar. Ada saja orang yang masih
tertinggal wawasannya di tengah padatnya informasi yang ada di
dalam genggamannya. Mereka tidak memaksimalkan apa yang
menjadi keuntungan hidup di era modern ini. Akan tetapi, ada
juga mereka yang pintar, tetapi menggunakan kepintaran
tersebut untuk sesuatu yang salah. Kedua sikap ini tergolong
polarisasi sikap terhadap pengetahuan. Mereka yang abai dan
tidak mau belajar akan dianggap bodoh, sedangkan mereka yang
salah menggunakannya dapat tersesat di jalan pikirannya sendiri.
Di sinilah perlunya sebagai orang beriman kita mengenal hikmat
dari Tuhan.
Amsal mengumpamakan hikmat sebagai sebuah jamuan
makan. Dikatakan bahwa hikmat mendirikan tempat pesta,
memotong ternak, menyediakan air anggur dan hidangan. Lalu,
hikmat menyuruh pelayannya untuk mengundang semua orang
yang memerlukan hikmat untuk ikut dalam pesta perjamuan itu.
Jamuan itu jamuan yang besar. Makanan tersedia bagi siapa pun
yang datang, tanpa ada habisnya. Mereka yang ikut makan dapat
hidup dan mengikuti jalan pengertian. Kita pun diundang oleh
firman Tuhan untuk ikut perjamuan makan hikmat, agar kita
dapat menikmati semua yang firman Tuhan sediakan. Hidup dan
tidak berada dalam kebodohan.
Namun sayang banyak orang lebih memilih kebodohan dari
pada jalan pengertian. Karena kebodohan sering kali tampak
menarik dan menggoda, tetapi sesungguhnya jalan ini penuh
dengan jebakan yang mengarah kepada kehancuran. Hikmat
mengajak orang yang mendengarnya untuk membuang
kebodohan. Membuang kebodohan berarti secara aktif menolak
hal-hal yang menjauhkan kita dari Tuhan dan kebenaran-Nya. Ini
bisa berarti menghindari kebiasaan buruk, menghentikan
hubungan yang merusak, atau meninggalkan pemikiran yang
salah, serta melakukan tindakan yang menambah kualitas hidup.
Membuang kebodohan adalah langkah pertama untuk dapat
menerima pengertian yang sejati, dan pengertian sejati telah
Tuhan sediakan dalam Roti Hidup, yaitu Yesus Kristus. (TS)