Page 3 - 16 JUNI 2024
P. 3
Sudahkah kita melakukan firman Tuhan yang kita dengarkan Minggu lalu..??
RINGKASAN KHOTBAH
MINGGU, 09 JUNI 2024
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni
KEJADIAN 3: 8-15 ; MARKUS 3: 20-35
Kalimat yang disampaikan Tuhan Yesus ini merupakan kalimat yang mengundang tanya
bagi banyak orang. Kalimat ini bukan hanya membingungkan, tetapi menggiring opini kepada
pertanyaan-pertanyaan lain yang semakin membingungkan. Oleh sebab itu, untuk mengerti
kalimat ini kita perlu melihat konteks dari pembacaan secara lebih utuh (Markus 3:20-30 ~
Matius 12:22-32 ~ Lukas 11:14-23). Di ayat-ayat sebelumnya Yesus dikisahkan
menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir roh-roh jahat. Kemudian di suatu rumah
para Ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus dapat melakukan mukjizat-mukjizat itu karena
penghulu setan. Perkataan bahwa dosa menghujat Roh Kudus muncul karena para Ahli
Taurat ini sesungguhnya tahu bahwa pekerjaan yang dilakukan dari Yesus adalah dari Allah.
Tetapi mereka mengeraskan hati dan melakukan fitnah karena mereka punya motivasi yang
keliru. Mereka menutup hati untuk mengakui bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan
itu. Dalam konteks itulah kalimat dosa menghujat Roh Kudus disebutkan oleh Yesus.
Seorang tokoh gereja Thomas Aquinas menolong kita untuk mengerti secara lebih spesifik
apa yang dimaksudkan dengan dosa menghujat Roh Kudus ke dalam 3 kelompok.
1. Sikap keliru terhadap penghakiman Tuhan
a. Keputusasaan (Desperatio): Menolak harapan akan keselamatan dan rahmat Allah,
dengan beranggapan bahwa dosa-dosa mereka terlalu besar untuk diampuni.
b. Keangkuhan (Presumptio): Menganggap bahwa seseorang dapat memperoleh
keselamatan sehingga mereka bisa terus berdosa dengan tetap mendapatkan
pengampunan.
2. Penolakan akan karunia Tuhan
a. Menentang kebenaran yang dikenal (Impugnatio Veritatis Agnitae): Menentang dan
menyerang kebenaran yang telah diketahui dengan jelas, terutama kebenaran iman.
b. Iri hati terhadap kebaikan rohani orang lain (Invidia Fraternae Caritatis): Iri hati terhadap
rahmat dan kebaikan rohani yang diterima oleh orang lain.
3. Sikap akan dosa itu sendiri
a. Kekerasan hati (Obstinatio): Bertahan dalam dosa dengan keras kepala dan menolak
perbaikan diri.
b. Menolak pertobatan (Impoenitentia): Menolak untuk bertobat dari dosa-dosa dan
menganggap tidak penting anugerah pengampunan.
Martin Luther & Johanes Calvin percaya bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat
diampuni bukan karena keterbatasan kasih dan pengampunan Allah, tetapi karena individu
yang bersangkutan telah mencapai tingkat keras hati yang menolak setiap usaha Roh Kudus
untuk membawa mereka kepada pertobatan. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali buka dialog
dengan si jahat, karena ia adalah pendusta. Dosa menimbulkan terputusnya hubungan kita
dengan Tuhan, tetapi pertobatan menolong kita untuk kembali ter’konek’si dengan Tuhan
dan memiliki kekuatan untuk melawan kuasa si jahat (Kejadian 3:15). (TS)