Page 2 - WARTA 07 JULI 2024
P. 2

RENUNGAN



                                           “Lalu pergilah mereka . . .”
                                              Markus 6 : 12a

                          KETEGUHAN SEORANG PEMBAWA PESAN


                                 Pesan  adalah  hal  yang  sangat  vital  bagi  kehidupan  manusia.  Manusia
                         yang  satu  berpesan  kepada  manusia  lain  atau  bahkan  sebuah  komunitas
                         besar  melalui  banyak  hal,  misalnya  melalui  sebuah  tulisan  tangan.  Melalui
                         pesan, manusia belajar, saling mengingatkan dan mengubah kehidupannya
                         serta  kehidupan  banyak  orang.  Ini  dilakukan  oleh  Martin  Luther,  Sang
                         Reformator gereja yang menempelkan 95 dalil reformasi di pintu gereja. Di
                         masa kini, pesan-pesan penting (ada juga yang tidak penting) secara mudah
                         kita  bagikan  dan  dapatkan  melalui  gawai  dan  akses-akses  kemudahan
                         lainnya. Namun, istilah dalam bahasa Inggris yang membedakan “sent” dan
                         “delivered”  dalam  proses  pengiriman  pesan  patut  kita  contoh  untuk
                         menambah  perbendaharaan  bahasa  Indonesia  karena  meski  keduanya
                         memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia, keduanya berbeda sekali.
                         “Sent”  adalah  ketika  pesan  itu  terkirim  ke  orang  yang  dituju.  Ibarat  surat,
                         surat  itu  secara  utuh  sampai  ke  tangan  penerimanya.  Tetapi  pesan  yang
                         statusnya “sent” tidak diketahui apakah sudah dibuka atau belum sedangkan
                         “delivered”  adalah  ketika  pesan  itu  terkirim  dan  dimengerti  penerimanya.
                         Kedua hal ini sangatlah berbeda.
                               Ketika  kita  membaca  dua  bacaan  hari  ini,  kita  akan  melihat  bahwa
                         terkadang pesan dari Allah hanya “sent” dan tidak “delivered” dengan baik
                         kepada  umat-Nya.  Baik  itu  pesan  baik  mengenai  pemulihan,  mengenai
                         pertobatan, untuk memulai hidup yang baru atau menaati firman-Nya. Yang
                         menjadi kunci pesan yang diterima hanya “sent” atau “delivered” ini adalah
                         para  pengirim  pesannya  yakni  nabi  yang  di  dalam  bahasa  Ibrani  adalah
                         “navi” yang berarti “penyambung lidah Allah”. Dalam perjanjian lama, telah
                         banyak  nabi  sebelum  Yehezkiel  hadir,  tetapi  bangsa  Israel  tetap  tegar
                         tengkuk. Meski pesan telah “sent” ratusan dan ribuan kali, tetapi agar pesan
                         itu  “delivered”,  Yehezkiel  pun  berjuang  agar  bangsa  Israel  mengerti  dan
                         memahami pesan Allah. Ia bahkan ditolong sendiri oleh Allah melaksanakan
                         misi  itu.  Kisah  Yesus  dalam  Injil  Markus  hari  ini  juga  menggambarkan
                         kesulitan  kita  sebagai  manusia  dalam  menyampaikan  pesan  Allah  seperti
                         sulitnya menyampaikan pesan baik kepada keluarga sendiri atau jangkauan
                         yang belum luas. Namun, Yesus memilih untuk tidak menyerah, Ia bahkan
                         tidak berjuang sendirian melainkan juga mengutus para murid berkelompok
                         dua  orang  untuk  menyampaikan  berita  Injil.  Yesus  menunjukkan  bahwa
                         penolakan itu lumrah, tetapi pesan Tuhan tidak boleh tidak dimengerti dan
                         dipahami oleh makin banyak orang sehingga kita harus berinovasi serta tak
                         boleh menyerah.
                                 Kita  pun  diutus  Allah  untuk  membawa  pesan  bagi  umat-Nya  di  tengah
                         dunia. Allah mau supaya pesan-Nya yakni kebenaran dan ajakan pertobatan
                         dapat digaungkan serta dipahami dengan baik. Oleh karena itu, kita sebagai
                         pembawa  pesan  sangat  berpengaruh  terhadap  hasil  akhir  dari  proses
                         penyampaian kabar baik ini. Melalui penggambaran para murid yang “pergi”,
                         kita  juga  mengetahui  bahwa  menjadi  pembawa  pesan  kita  perlu
                         meninggalkan  tempat  nyaman  yang  selama  ini  membuat  kita  tidak  dapat
                         menjadi pembawa pesan yang baik. Oleh karena itu, ada pengurbanan yang
                         harus  kita  lakukan  untuk  tetap  tekun  menjadi  pembawa  pesan  baik  dari
                         Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita senantiasa. Amin.  (Tria)
   1   2   3   4   5   6   7