Page 2 - WARTA 30 JUNI 2024
P. 2
RENUNGAN
Maka kata-Nya kepada perempuan itu:
“Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Markus 5 : 34
SELALU ADA MUJIZAT BAGI YANG PERCAYA
Dapatkah kita membayangkan sakit dan beratnya’
penderitaan yang dialami oleh perempuan sakit pendarahan
selama 12 tahun dan tak kunjung sembuh meskipun telah
berusaha mengobati penyakitnya dengan datang pada tabib-
tabib, tetapi semua usahanya sia-sia. Sakit seperti ini dengan
semua usaha sembuhnya bukan saja menguras harta benda
untuk berobat tetapi juga menguras pikiran yang dapat
menghilangkan kepercayaan dirinya (mental) dan hilangnya
pengharapan untuk sembuh. Tetapi karena imannya kepada
Yesus, kesembuhan terjadi padanya. Iman dalam kitab
Markus dapat didefiniskan sebagai keberanian dan ketegaran
atau ketabahan yang diwujudkan dalam tindakan. Iman
adalah aksi yang agresif dan berani. Dia tahu bahwa
menyentuh ujung jubah/apapun dari diri Yesus itu memiliki
kuasa (magis). Maka dengan pikiran demikian ini, dia “nekad”
(dia najis mestinya tidak boleh jumpa orang, tetapi sekarang ia
sudah berada di tengah keramaian orang banyak; ini beresiko
besar) apalagi merangkak ke depan dan menyentuh ujung
jumbai jubah Yesus. Yesus berputar dan bertanya siapa yang
menyentuh-Nya. Wanita itu bisa saja menyelinap pergi,
setelah menerima apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak
melakukannya. Sebaliknya, meski dalam ketakutan, dia
menghadap Yesus; dia menceritakan seluruh kebenarannya.
Dan tanggapan Yesus hanyalah mengatakan: “imanmu telah
menyelamatkanmu.” Arti iman dalam konteks ini adalah
sesuatu yang lebih dari sekadar keyakinan. Iman
memerlukan tindakan (action) yang berani dan tabah /
tegar. Perempuan ini tidak hanya diam tetapi mau mendekat,
datang pada Yesus. Ia tahu pada siapa pengharapannya
dapat terjawab. Segala sesuatu, jika dilakukan dalam iman,
akan mendatangkan kemenangan meski tampaknya kita kalah
secara duniawi. Orang yang mempunyai relasi spiritual
dengan Yesus akan lebih kuat dan tangguh dalam hidup ini.
Jangan berkata sama antara orang yang sering berdoa
dengan yang tidak pernah berdoa atau ke gereja. Bahkan
sesungguhnya Hidup ini bukan hanya melakukan perbuatan
baik, tetapi pastikan bahwa kita melakukan perbuatan baik itu
dengan mendasarkannya di dalam Tuhan, supaya sukacita
kita menjadi penuh dan sempurna (Ibr. 12:2). (MNT)