Page 13 - E-Magistry
P. 13
13
STOP! MEMBAKAR SAMPAH MENIMBULKAN
STOP! MEMBAKAR SAMPAH MENIMBULKAN
GANGGUAN KESEHATAN
GANGGUAN KESEHATAN
Membakar sampah yang dilakukan secara
sembarangan masih sering dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Menurut Satrijo Wiweka,
Direktur Sahabat Lingkungan Surabaya,
menyebut bahwa kebisaan masyarakat
membakar sampah membuat Indonsesia
menjadi pengekspor asap. Data dari Sistem
Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN), timbunan sampah mencapai 28,6 juta
Sumber: stock image
ton per tahun pada 2021.
Dari jumlah itu, 35,46% nya belum terkelola dengan baik. Oleh karena itu,
masyarakat masih gemar membakar sampah untuk menyelesaikan permasalahan
pengelolaan sampah. Padahal, membakar sampah meningkatkan potensi
pemanasan global, merusak alam, dan masalah kesehatan. Beberapa bahan kimia
paling berbahaya yang dibuat dan dilepaskan selama pembakaran adalah yang
berasal dari pembakaran plastik, seperti dioksin. Dioksin adalah zat berbahaya yang
terbentuk saat produk yang mengandung klorin dibakar. Polusi udara dari asap
dapat berdampak pada kesehatan manusia. Orang yang terpapar polutan udara ini
dapat mengalami iritasi mata dan hidung, kesulitan bernapas, batuk, dan sakit
kepala. Orang dengan penyakit jantung, asma, emfisema atau penyakit pernapasan
lainnya sangat sensitif terhadap polusi udara.
Pembakaran sampah juga dapat
menghasilkan gas rumah kaca, seperti CO,
N O, NO , NH , dan karbon organik. CO
3
2
2
menjadi gas utama yang dihasilkan oleh
pembakaran sampah dan dihasilkan cukup
lebih tinggi dibandingkan emisi gas lainnya.
Gas CO merupakan hasil pembakaran tidak
sempurna. Sumber: citarumharum.jabarprov.go.id
Pembakaran sampah merupakan suatau perubahan kimia
dimana terjadi reaksi pembakaran yang tidak sempurna.
hasil reaksi dari pembakaran sampah adalah gas CO dan
uap air dimana CO menyebabkan keracunan karena
hemoglobin mengikat CO dalam tubuh.
reaksi pembakaran tidak sempurna :
C H + 2O → 2CO + 2H O
2
2
2
4