Page 58 - Merah Jambu Sampul Laporan Kegiatan Tahunan A4 Dokumen
P. 58
D. Uraian Materi
Ibu hamil, ibu pascapersalinan dan bayi baru lahir merupakan kelompok rentan,
terlebih pada saat bencana. Mereka memiliki kebutuhan yang berbeda,
sehingga diperlukan penanganan yang tersendiri, misalnya untuk pemenuhan
kebutuhan gizi, pemantauan ibu hamil risiko tinggi, pemantauan ibu pasca-
persalinan, dll. Pada situasi normal, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dan jumlah kematian akan
dapat meningkat pada situasi krisis kesehatan sehingga upaya mencegah
meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal harus menjadi
prioritas penting.
Pada situasi krisis kesehatan, pelayanan kesehatan reproduksi ada kalanya
tidak tersedia bahkan justru meningkat pada situasi bencana. Ibu hamil dapat
melahirkan sewaktu-waktu dan bisa saja terjadi komplikasi, sehingga
membutuhkan layanan kesehatan reproduksi berkualitas. Penanggung jawab
komponen maternal neonatal harus berkoordinasi untuk memastikan setiap ibu
hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkan.
Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
dalam Penanggulangan Bencana
1.Pengorganisasian Badan Penanggulangan Bencana di Indonesia
Pembentukan struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana menurut
UU No. 24 tahun 2007 dibagi dalam 3 tingkatan kewenangan sesuai dengan
susunan kepemerintahan, yaitu :
Pada Tingkat Nasional dibentuk Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB).
Pada Tingkat Propinsi dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) tingkat propinsi.
Pada Tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) tingkat kabupaten/kota.
52
E-MODUL Bidan Siaga Bencana-Kesehatan Reproduksi