Page 11 - BAB 4 Bahan Ajar Asuransi. Bank, Dan Koperasi Syariah kelas X
P. 11
perlindungan/takaful yang ditawarkan melalui program asuransi syariah ini jelas hukumnya halal
sesuai dengan fatwa yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sedangkan regulasi yang mengatur tentang seluk beluk dan pengelolaan asuransi di Indonesia
diatur dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Undang-undang ini mengatur tidak
hanya asuransi konvensional, namun juga mengatur tentang tata kelola asuransi syariah dengan
sangat jelas dan terperinci.
4. Rukun, Syarat, dan Larangan Asuransi Syariah
Imam Hanafi menyebutkan bahwa rukun asuransi hanya ada satu yaitu ijab dan kabul. Sedangkan
menurut ulama fikih yang lain, rukun asuransi adalah terdiri dari empat hal yaitu:
a. Kafil
yaitu orang yang menjamin (baligh, berakal, bebas berkehendak, tidak tercegah
membelanjakan hartanya).
b. Makful lah :
yaitu orang yang berpiutang disarankan sudah dikenal oleh kafil.
c. Makful ‘anhu :
yaitu orang yang berhutang.
d. Makful bih :
yaitu utang, baik barang maupun uang disyaratkan diketahui dan jumlahnya tetap.
Adapun syarat dan larangan bagi orang yang akan melaksanakan asuransi syariah adalah:
a. Baligh
b. Berakal
c. Bebas berkehendak (tidak dalam paksaan)
d. Tidak sah transaksi atas sesuatu yang tidak diketahui (gharar)
e. Tidak sah transaksi jika mengandung unsur riba
f. Tidak sah transaksi jika mengandung praktik perjudian (maisir)
5. Tujuan dan Prinsip Asuransi syariah
Tujuan asuransi syariah adalah untuk melindungi peserta asuransi dari kemungkinan terjadinya
risiko yang tidak bisa diprediksi. Dalam hal ini, perusahaan jasa asuransi adalah perusahaan yang
menjalankan amanah yang dipercayakan oleh peserta asuransi syariah, untuk mengelola amanah
dalam rangka menolong meringankan musibah yang dialami peserta lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, asuransi syariah harus memiliki dasar atau prinsip yang menjadi
pijakannya. Adapun prinsip dasar asuransi syariah adalah: