Page 126 - FIKIH_MA_KELAS XI_KSKK_2020
P. 126
3) Wali adhal
Wali adhal adalah wali yang tidak mau menikahkan
anaknya/cucunya, karena calon suami yang akan menikahi anak/cucunya
tersebut tidak sesuai dengan kehendaknya. Padahal calon suami dan
anaknya/cucunya sekufu.
Dalam keadaan semisal ini secara otomatis perwalian pindah kepada
wali hakim. Karena menghalangi-halangi nikah dalam kondisi tersebut
merupakan praktik adhal yang jelas merugikan calon pasangan suami
istri, dan yang dapat menghilangkan kedzaliman adalah hakim.
Rasulullah bersabda:
ُ َ َّ َ َ ْ َ ُْ َ َ َ ْ ُْ َّ َ
َ َ هلَيلوَلََنمَيلوَناطلسلاَنإف
ِ
ِ
ِ
Artinya: Sulthon (hakim) adalah wali bagi seseorang yang tidak mempunyai
wali (HR. Imam yang Empat)
Apabila adhalnya sampai tiga kali, maka perwaliannya pindah pada
wali ab’ad bukan wali hakim. Kalau adhal-nya karena sebab yang logis
menurut hukum Islam, maka apa yang dilakukan wali dibolehkan.
Semisal dalam beberapa keadaan berikut:
a. Calon pengantin wanita (anaknya/cucunya) akan menikah dengan
laki-laki yang tidak sekufu
b. Mahar calon pengantin wanita di bawah mahar mitsli
c. Calon pengantian wanita dipinang oleh laki-laki lain yang lebih
pantas untuknya
2. Saksi nikah
a. Kedudukan saksi
Kedudukan saksi dalam pernikahan yaitu :
1) Untuk menghilangkan fitnah atau kecuriagaan orang lain terkait
hubungan pasangan suami istri.
2) Untuk lebih menguatkan janji suci pasangan suami istri. Karena
seorang saksi benar-benar menyaksikan akad nikah pasangan suami
istri dan janji mereka untuk saling menopang kehidupan rumah tangga
atas dasar maslahat bersama.
112 FIKIH MA PEMINATAN IPA, IPS, BAHASA & MA KEJURUAN KELAS XI

