Page 36 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA TERINTEGRASI ETNOSAINS PADA MATERI ANNELIDA
P. 36

termasuk  Salmonella  Typhi,  Salmonella  Paratyphi  A,  dan

                               Salmonella Paratyphi B. Cara penangkapan cacing tanah yang

                               dilakukan  oleh  masyarakat  Dukupuntang  cenderung  tidak

                               menggunakan  alat  tangkap  khusus,  melainkan  hanya

                               mengandalkan  kecepatan  tangan  dan  alat  sekop  untuk
                               menggali  tanah.  Adapun  cacing  tanah  yang  digunakan

                               berukuran      sedang.      Pemanfaatan       cacing     tanah     oleh

                               masyarakat  Dukupuntang  sebagai  obat  tifus  biasanya

                               dilakukan dengan cara mencuci terlebih dahulu cacing tanah

                               kemudian  direbus.  Air  rebusan  cacing  tanah  (Lumbricus
                               rubellus)  mempunyai  kemampuan  untuk  menghambat

                               pertumbuhan  bakteri  pada  keadaan  tertentu.  Kemampuan

                               dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  Salmonella  Typhi

                               dikarenakan  air  rebusan  cacing  tanah  (Lumbricus  rubellus)

                               memiliki  zat  aktivitas  antimikroba  terhadap  bakteri
                               Salmonella Typhi. Adapun komponen bioaktif yang terdapat

                               pada cacing tanah (Lumbricus rubellus) yaitu asam amino non-

                               esensial, valin, metionin, fenilalanin, lisin, tirosin, lumbricin,

                               dan lisozim. Proses perebusan cacing tanah dilakukan dalam

                               suhu optimum dan tidak lebih dari 50°C, karena jika lebih dari

                               50°C  enzim  atau  protein  yang  terdapat  dalam  air  rebusan
                               cacing  tanah  dapat  rusak  atau  terjadi  denaturasi  sehingga

                               kemampuan  dalam  menghambat  pertumbuhan  bakteri  juga

                               berkurang. Kenaikan temperatur di atas temperatur optimum

                               akan menyebabkan aktivitas enzim menurun, dan sebaliknya

                               bila di bawah suhu 50°C akan menyebabkan energi aktivitas

                               yang rendah sehingga tidak maksimal (Herawati et al., 2019).
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41