Page 6 - EpaperBS-edisi 520-2022
P. 6
EDISI 520 | 28 Nov - 4 Des 2022
6 Pojok Pasar Modal
INVESTASI MELAWAN INFLASI
Setiap orang yang berpeng- per tahun. Angka perkiraan inflasi
hasilan, menabung merupakan inilah yang menjadi patokan memilih
salah satu cara tepat memper- instrumen. Portofolio investasi disusun
berdasarkan kebutuhan masa depan
siapkan kebebasan finansial dan jangka waktu berinvestasi, tentun-
di masa mendatang. Melalui ya tetap memperhitungkan risiko.
menabung, individu dapat Setiap instrumen dengan potensi
memenuhi kebutuhan hidup keuntungan besar, tentu memiliki po-
tensi risiko tinggi. Begitu sebaliknya.
secara cukup bahkan lebih. Namun, semakin panjang jangka wak-
Meski demikian, beberapa dari tu investasi, semakin kecil risiko yang
mereka hanya mempersiapkan didapatkan. Karena siklus investasi
dana untuk kebutuhan masa umumnya terus bergerak naik jangka
waktu panjang, didukung pemilihan
depan tanpa memperhatikan instrumen yang diterbitkan perusa-
adanya variabel inflasi yang haan dengan kinerja fundamental
selalu ada di setiap tahunnya. bagus. Meski demikian, dalam jangka
pendek, setiap instrumen investasi
nflasi, kenaikan harga barang Sumber : Bursa Efek Indonesia juga berpeluang fluktuasi atau naik
dan jasa secara umum dan terus turun harga akibat berbagai faktor.
I menerus dalam jangka waktu Dari sekian banyak jenis investasi,
tertentu. Contoh, menu makanan saham dinilai lebih aman karena ber-
restoran di mall rata-rata Rp 50.000. potensi memberikan perlindungan leb-
Jika tingkat inflasi tahunan 10%, ih baik terhadap inflasi dibandingkan
maka harga makanan yang sama di obligasi atau deposito. Ini disebabkan
tahun mendatang, Rp 55.000. Dua adanya kemungkinan kinerja peru-
faktor yang mendorong terjadinya sahaan memiliki probabilitas tumbuh
inflasi terdiri dari sisi permintaan pada tingkat yang sama, bahkan lebih
(demand-pull inflation) dan sisi pen- tinggi dari inflasi.
awaran (cost-push inflation). Namun, tidak semua perusahaan
Inflasi sisi permintaan terjadi kare- penerbit saham memiliki pertumbu-
na kenaikan populasi, peningkatan sel- han kinerja positif. Karenanya, setiap
era masyarakat, kenaikan pendapatan investor perlu menganalisis kinerja
secara umum, faktor musiman, dan perusahaan yang akan dipilih untuk
lain-lain. Sementara itu, faktor-faktor sumber : idx.co.id berinvestasi dan pahami instrumen sa-
terjadinya inflasi dari sisi penawaran, ham hanya menjadi alternatif investa-
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi si mempersiapkan kebutuhan atau
luar negeri terutama negara mitra nilai uang serta memberikan potensi menjaga gaya hidup di masa depan.
dagang, peningkatan harga komoditi keuntungan lebih tinggi, yang dikenal potensi imbal hasil di atas persentase *Tim BEI
yang diatur pemerintah (adminis- dengan instrumen investasi. inflasi yang dihadapi dari tahun ke
tered price), guncangan suplai akibat Terdapat beberapa pilihan produk tahun.
bencana alam, terganggunya distribusi investasi di pasar modal Indonesia. Seperti diketahui, inflasi kebutuhan
barang, perang, dan lain-lain. Saham, obligasi, reksa dana, ETF, dan pokok setiap tahun berkisar 4-5%.
Karenanya, dibutuhkan instrumen lainnya, yang dapat diperjualbelikan Sementara barang seperti kendaraan,
keuangan yang tepat melawan infla- di Bursa Efek Indonesia (BEI). Instru- rumah, dan biaya sekolah serta biaya
si. Untuk menghindari penyusutan kesehatan, meningkat di atas inflasi
men investasi ini mampu memberikan kebutuhan pokok mencapai 10-15%
PHINTRACO SEKURITAS REKOMENDASI BRIDANAREKSA SEKURITAS
IHSG diperkirakan masih bergerakrentang konsolidasi 7000- Sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi rentang
7100 di Senin (28/11). Secara teknikal, Stochastic RSI dan MACD area 7.013 – 7.108. Investor asing mencatakan Net Buy Rp 999 miliar. Saham yang paling
cenderung bergerak sideway memperkuat indikasi konsolidasi banyak dikoleksi asing, BBRI (Net buy Rp 623 miliar), BBCA (Rp 368 M), ITMG (Rp 353M),
lanjutan tersebut. PGAS (Rp 143M) dan BBNI (Rp 123M). Sedangkan saham yang dilego investor asing, TINS
IHSG diperkirakan masih dibayangi potensi koreksi lanjutan di (Net sell 92M), TBIG (Net sell 90M), ASII (Net sell 80M) dan TLKM (Net sell 78M)
sektor energi. Hal ini berkaitan dengan kekhawatiran penurunan Rebound nya harga komoditas batubara, mengangkat pergerakan harga saham sektor
demand menyusul peningkatan kasus baru harian COVID-19 di pertambangan. Komoditas babtubara yang pekan sebelumnya menyentuh US$ 290, pekan
Tiongkok dalam sepekan terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran, kemarin berhasil rebound dan bergerak area harga US$ 347. Akhir tahun ini diprediksi per-
penerapan kebijakan lockdown akan berlangsung lebih lama. mintaan batubara masih tinggi, mengingat beberapa negara penghasil batubara sudah mulai
Selain itu, penerapan batas atas harga beli minyak dari Rusia oleh masuk musim pendingin dan diprediksi menganggu produksinya.
G7 juga turut menekan harga minyak dan komoditas energi lain- Pada penutupan perdagangan, indeks ditutup melemah 27.4 poin (0.39%) ke level 7.053,15,
nya, termasuk gas dan batubara. di atas level psikologis 7.000 sehingga untuk pekan ini Indeks berpotensi bergerak menguat
Masih dari eksternal, pelaku pasar mengantisipasi data inflasi dengan support area 6.950-7.000 dan resisten di level 7.100-7.150.
dari Eropa di pekan depan. Data ini berpotensi mempengaruhi Beberapa pilihan saham yang direkomendasikan pekan ini, sektor Banking (BBRI, BBNI,
pandangan pasar terhadap arah kebijakan moneter dari bank BMRI, BBCA), Sektor pertambangan (ANTM, INCO, MDKA, PTBA, ADRO, ITMG)
sentral besar untuk beberapa bulan kedepan. BRI Danareksa Sekuritas masih melakukan Penawaran Pembelian Obligasi Pemerintah
Dengan demikian, saham-saham defensif menjadi top picks Sukuk Tabungan Seri ST009. Tingkat imbal hasil sangat menarik 6.15% dengan tenor 2 ta-
kami di pekan depan. Antara lain ICBP, UNVR, ERAA, TLKM, hun. Masa pemesanan dilakukan hingga 30 November 2022 melalui BRI Danareksa Sekuritas.
SCMA, CPIN dan DSNG. Ada juga promo cashback selama masa penawaran.