Page 35 - E-modul Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Terintegrasi Problem Based Learning
P. 35

3.  Pencemaran Tanah
            Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Pencemaran tanah
         secara  langsung  terjadi  jika  zat  pencemar  langsung  mencemari  tanah,  misalnya  dari
         penggunaan insektisida, fungisida, dan herbisida, DDT (dikloro difenil trikloroetana), dan
         pupuk kimiawi secara berlebihan. Sementara itu, pencemaran tanah secara tidak langsung
         terjadi melalui perantara air dan udara, misalnya limbah domestik dan industri dibuang ke
         sistem perairan lalu polutan tersebut terserap ke dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat
         disebabkan oleh limbah yang tidak mudah terurai, misalnya plastik, kaca , sterofoam, dan
         kaleng. Pencemaran tanah memiliki dampak negatif, antara lain mematikan organisme di
         dalam tanah dan mengganggu porositas dan kesuburan tanah.

















            Gambar 12. Pencemaran tanah oleh limbah yang tidak mudah terurai (sampah plastik)
                                 Sumber : Putri Nurrahma Maulida (2024)

         4.  Pencemaran Suara
            Pencemaran  suara  adalah  suara  yang  tidak  diinginkan,  menggangu,  dan  merusak
         pendengaran manusia. Pencemaran suara dibedakan menjadi empat, sebagai berikut :
         a.  Kebisingan  impulsif,  kebisingan  yang  terjadi  dalam  waktu  singkat  dan  biasannya
            mengejutkan.  Contohnya  :  suara  ledakan  mercon,  suara  tembakan  senjata,  dan  suara
            petir.
         b.  Kebisingan  impulsif  kontinu,  kebisingan  yang  terjadi  terus  menerus  tetapi  hanya
            sepotong-sepotong. Contohnya : suara palu yang dipukulkan terus menerus
         c.  Kebisingan semikontinu, kebisingan kontinu yang hanya sekejap kemudian hilang dan
            muncul lagi. Contohnya : suara lalu lalang kendaraan bermotor di jalan dan suara pesawat
            terbang yang sedang melintas
         d.  Kebisingan kontinu, kebisingan yang datang secara terus menerus dalam waktu yang
            cukup lama. Contohnya : suara mesin pabrik
         Pengukuran  tingkat  kebisingan  dilakukan  dengan  menggunakan  bantuan  alat  yang
         dinamakan SLM (sound level meter). Ukuran kebisingan dinyatakan dalam satuan desibel
         (dB).  Rata-rata  seseorang  mampu  mendengar  suara  dengan  frekuensi  20-20.000  Hz.
         Kebisingan adalah suara dengan frekuensi di atas 80 dB. Kebisingan dapat menyebabkan
         gangguan kesehatan, gangguan psikologi (kesulitan berkonsentrasi), dan gangguan fisiologis
         (sakit kepala).

                                                                                P a g e  29 | 59
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40