Page 14 - Air Mata Hutan Kami
        P. 14
     Minda berada paling ujung. Rumah papan dengan model
                 panggung  itu  berada  tidak  jauh  dari  jembatan  Teluk
                 Mesjid. Minda berlari-lari kecil menuju rumahnya.
                        “Assalammualaikum, Nek. Minda pulang,” Minda
                 mengucapkan salam sambil menaiki anak tangga.
                        “Waalaikumsalam,”  nenek  membukakan  pintu
                 untuk  Minda.  Minda  menyalami  dan  mencium  tangan
                 neneknya.
                        “Mengapa,  Minda?  Libur  lagi  ya?”  tanya  nenek
                 melihat Minda yang pulang lebih awal.
                        “Iya, Nek. Asap masih tebal,” jawab Minda lemah.
                        “Tidak apa-apa, Minda. Minda kan bisa belajar di
                 rumah,” hibur nenek.
                        “Iya,  Nek,” jawab  Minda  seraya  masuk  ke
                 kamarnya.  Minda  meletakkan  tas  dan  mengganti
                 pakaian seragam sekolahnya. Setelah itu, Minda duduk
                 di meja belajarnya. Ia membuka buku IPA dan mencari
                 halaman  PR  yang  telah  ditugaskan  oleh  Bu  Latifah.
                 Selama  libur,  mereka  harus  mengerjakan  tugas-tugas
                 sekolah. Semua guru bidang studi memberikan PR untuk
                 setiap mata pelajaran.
                        Minda  membuka  bab  tentang  peristiwa  alam,
                 yakni  tentang kebakaran hutan.  Minda membaca uraian
                 kebakaran hutan tersebut dengan teliti. Menurut buku
                 4





