Page 30 - Air Mata Hutan Kami
P. 30

sinar  matahari  yang  menyentuh  kulit, masuk ke pori-

                 pori, lalu menghangatkan tubuh mereka. Sudah berapa

                 lama hal itu tidak mereka rasakan.
                        Setelah  sarapan  nasi  goreng  dan  minum  teh
                 hangat, Minda pamit kepada nenek.

                        “Minda  berangkat  ya,  Nek,” ujar  Minda  seraya

                 menyalami dan mencium tangan nenek.
                        “Iya, Nak. Hati-hati di jalan ya. Nanti di sekolah,
                 kamu  jangan  main  di luar  kelas.  Cuaca  masih  belum

                 baik,”  pesan  nenek  yang  mengantar  Minda  ke  depan

                 pintu rumah.
                        “Assalammualaikum, Nek,” Minda mengucapkan
                 salam pada nenek.

                        “Walaikumsalam,” jawab nenek.

                        Minda melangkahkan kakinya dengan riang. Tidak
                 berapa  jauh  berjalan,  Minda  bertemu  dengan  Hanum
                 dan Syarifah. Mereka bertiga berjalan menuju sekolah.

                 Hari  masih  terlihat  mendung,  tetapi  bukan  karena

                 hendak turun hujan. Asap masih menyelimuti bumi Siak.
                 Matahari masih belum mampu menembus lapisan kabut
                 asap.

                        Sampai  di sekolah,  siswa-siswa  telah  ramai

                 memenuhi  halaman  sekolah.  Para  pedagang  makanan
                 juga  telah  berdatangan  membawa  dagangan  mereka.




                 20
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35