Page 12 - C:\Users\Admin\Documents\Flip PDF Corporate Edition\Majalah Property Syariah Edisi 1 SPI-MGO\
P. 12
KAJIAN
Berdiri
di Tengah
Badai
Di tengah situasi ekonomi nasional
yang berat, bisnis property syariah
masih tetap tumbuh. Mengapa
begitu tangguh?
udah jatuh, tertimpa tangga, begitu 14,71 persen. “Seluruh komponen tum- sen. “Hanya ada tujuh sektor yang masih
kata pepatah lama. Kondisi ini pula buh negatif kecuali konsumsi pemerin- tumbuh positif,” ujarnya.
Syang kini tengah menimpa pereko- tah,” ujarnya. Beberapa sektor yang positif antara
nomian Indonesia. Setelah pada tahun Tahun lalu, konsumsi pemerintah lain pertanian, kehutanan, dan perikan-
2019 mulai lesu darah gara-gara terim- naik 1,94 persen. Tapi, angkanya tetap an naik 1,75 persen, jasa keuangan dan
bas perang dagang Amerika versus Cina, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 asuransi naik 3,25 persen, informasi dan
sejak setahun lalu ekonomi Indonesia yang tumbuh 3,26 persen. “Perlambat- komunikasi naik 10,58 persen, jasa pen-
makin terpuruk gara-gara merebaknya an pertumbuhan konsumsi pemerintah didikan naik 2,63 persen. “Sektor real
wabah Covid-19. Konsentrasi pemerin- disebabkan perlambatan pertumbuhan estate naik 2,32 persen, jasa kesehatan
tah pun terpecah, antara menangani co- belanja pegawai pada 2020. Belanja pe- dan kegiatan sosial naik 11,6 persen, ser-
vid-19 dan menjaga stabilitas ekonomi. gawai tumbuh 1,18 persen, pada 2019 ta pengadaan air naik 4,94 persen,” kata
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tumbuh 8,49 persen,” jelas Suhariyanto. Suhariyanto.
pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 Secara keseluruhan, investasi menja- Sementara dari sisi kontribusi, sektor
minus 2,07 persen. Realisasi Produk Do- di sumber kontraksi ekonomi terdalam, transportasi dan pergudangan menja-
mestik Bruto (PDB) pada tahun 2020 minus 1,63 persen; lalu konsumsi rumah di sumber kontraksi ekonomi terdalam,
anjlok dibandingkan tahun 2019 yang tangga minus 1,43 persen. Dari sisi la- minus 0,64 persen. Adapun sumber kon-
tumbuh 5,02 persen. Angka pertumbuh- pangan usaha, 10 dari 17 sektor ekonomi traksi lainnya berasal dari industri peng-
an ekonomi ini adalah angka terburuk menyumbang kontribusi negatif. Paling olahan, minus 0,61 persen; perdagangan
sejak krisis 1998, yang minus 13,16 per- parah sektor transportasi dan pergu- minus 0,49 persen, dan konstruksi minus
sen. “Dampak negatif covid-19 terasa di dangan, minus 15,04 persen; diikuti sek- 0,33 persen.
seluruh perekonomian dunia, termasuk tor akomodasi dan makan, minus 10,22 Karena tekanan ekonomi itu pula, bu-
Indonesia. Indonesia tidak sendiri, pan- persen. “Akomodasi dan makan minum lan lalu Wakil Menteri Keuangan Suahasil
demi ini betul-betul membawa kontraksi turun karena tingkat penghunian kamar Nazara memprediksi ekonomi Indonesia
yang sangat buruk,” kata Kepala BPS Su- hotel minus 39,75 persen, jumlah kun- tahun 2021 tumbuh di kisaran 4,5 per-
hariyanto, Jumat (5/2/2021). jungan wisatawan mancanegara minus sen hingga 5,5 persen. Proyeksi itu ma-
Suhariyanto menjelaskan, bahwa dari 75,03 persen, dan tutupnya sejumlah sih sama dengan prediksi sebelumnya,
sisi pengeluaran, hampir seluruh kom- hotel dan restoran selama pandemi co- sementara Badan Pusat Statistik (BPS)
ponen minus sepanjang 2020. Konsumsi vid-19,” kata Suhariyanto. telah merilis pertumbuhan ekonomi 2020
rumah tangga yang berkontribusi 57,66 Industri pengolahan juga minus 2,93 minus 2,07 persen.
persen terhadap PDB terkontraksi hing- persen, perdagangan minus 3,72 persen,
ga 2,63 persen. Konsumsi lembaga non konstruksi minus 3,26 persen, pertam- • • •
profit yang melayani rumah tangga (LN- bangan dan penggalian minus 1,95 per- Meski menurut BPS sektor real esta-
PRT) terkontraksi 4,29 persen, investasi sen, sektor jasa lainnya minus 4,1 persen, te naik 2,32 persen, di lapangan, bisnis
terkontraksi 4,95 persen, ekspor terkon- jasa perusahaan minus 5,44 persen, serta property jelas terdampak. Menurut Roy-
traksi 7,7 persen, dan impor terkontraksi pengadaan listrik dan gas minus 2,34 per- zani Sjachril, Wakil Sekretaris Jenderal
12 Property Syariah, Edisi 1 | Maret-April 2021