Page 42 - E-module Keanekaragaman Hayati
P. 42
a. Konservasi in situ
Konservasi in situ adalah penedekatan pelestarian yang dilakukan di
habitat alami spesies. Dalam konteks Indonesia, konservasi in situ melibatkan
perlingdungan keanekaragaman hayati di tempat asalnya, memungkinkan
ekositem untuk berfungsi secara alami dan spesies untuk berinteraksi dalam
lingkungan asli mereka. Indonesia, sebagai negara megadiversitas,
mengimplementasikan konservasi in situ melalui berbagai area konservasi
yang mencakup taman nasional dan cagar alam.
Indonesia memiliki rentang area konservasi in situ yang luas, termasuk
lebih dari 50 taman nasional, ratusan cagar alam, dan suaka margasatwa.
Taman nasional seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung
Kulon, dan Taman Nasional Lorentz, merupakan beberapa contoh yang
menonjol di mana spesies endemic seperti Komodo dan Badak Jawa
dilindungi. Cagar alam dan suaka margasatwa juga berperan penting dalam
konservasi spesies tertentu dan habitat khusus, seperti Cagar Alam Leuser
yang menjadi rumah bagi Orangutan Sumatera.
Gambar 32. Taman Nasional Ujung Kulon.
Pendekatan konservasi in situ ini juga membuka peluang ekonomi melalui
ekowisata yang berkelanjutan, di mana masyarakat lokal dapat terlibat sebagai
pemandu wisata, pengelola homestay, atau produsen souvenir. Dengan
demikian, konservasi in situ tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati tetapi
juga memperkuat ekonomi masyarakat dan menginspirasi keterlibatan aktif
meraka dalam pelestarian alam.
24