Page 7 - MEDIA ANANG
P. 7

Suatu lapisan perkerasan memiliki umur layan. Jika umur layan

               telah terlampaui, maka perlu ada perlakuan khusus untuk
               perkerasan tersebut. Membangun suatu lapisan tambahan (overlay)

               merupakan salah satu cara untuk meremajakan struktur perkerasan.

               Overlay merupakan lapis tambahan pada suatu struktur perkerasan
               yang memiliki kontak langsung dengan beban lalu lintas. Overlay

               digunakan jika umur rencana struktur perkerasan sudah tercapai

               sebagai pemeliharaan jalan atau jika kondisi struktur perkerasan
               sudah menurun, yaitu tegangan yang terjadi pada struktur

               perkerasan sudah melebihi tegangan izinnya sehingga perlu dibuat
               lapisan baru yang dapat mendukung kerja struktur perkerasan

               tersebut.

                   Tujuan perencanaan tebal lapis tambah adalah mengembalikan
               kekuatan perkerasan sehingga mampu memberikan pelayanan yang

               optimal kepada masyarakat pengguna jalan (stake holders).

               Perkerasan yang baik diharapkan dapat menjamin pergerakan
               manusia atau barang secara lancar, aman, cepat, murah dan nyaman.




          B. Benkelman Beam

                   Metode perencanaan tebal lapis tambah, baik untuk perkerasan

               lentur     maupun       perkerasan       kaku      telah    mengalami         banyak
               perkembangan. Pada awalnya metode yang paling banyak

               digunakan adalah Metode Empiris. Beberapa metode empiris untuk

               perencanaan tebal perkerasan antara lain : Metoda AASHO 1972,
               Metoda Asphalt Institute 1970 dan Metoda Road Note 29 dan Road

               Note 31 serta metoda Analisa Komponen 1987.
                   Salah satu metode yang digunakan dalam perencanaan overlay

               yaitu dengan alat bengkelman beam ini. Benkelman Beam

               merupakan alat yang digunakan untuk mengukur lendutan balik,




                                                            3
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12