Page 30 - Perjuangan dan Harapan Transformasi Semenanjung Doberai PBD
P. 30

Dia mengatakan bahwa faktor utama yang membuat rakyat
          Papua tidak percaya kepada kebijakan-kebijakan pusat adalah

          karena pemerintah pusat terlalu sewenang-wenang mengambil
          alih kewenangan provinsi dalam konteks otonomi khusus.

               Selain  itu  rencana  pemekaran atau  pembentukan DOB

          dinilai mengesampingkan kekuatan wewenang daerah karena
          tidak  melibatkan  DPRP dan  Majelis  Rakyat  Papua.  Sesuai
          ketentuan Pasal 76 Otsus, pemekaran Papua menjadi provinsi-

          provinsi dilakukan atas persetujuan MRP dan DPRP.

               Pro dan kontra yang bergulir  tidak  menyurutkan  Tim

          deklarator untuk terus bergerak, berusaha mencari solusi yang
          tepat  dengan mengacu  pada UU Otsus No 21  Tahun 2001,
          agar Papua Barat Daya benar-benar berwujud nyata. Seperti

          layaknya sebuah perjuangan membutuhkan pengorbanan yang
          tak sedikit,  pengorbanan waktu, tenaga,  dan harta  menjadi
          sebuah konsekuensi yang dialami tim deklarator pemekaran.


               Akan tetapi  mereka  tidak pernah  lelah  untuk mengejar
          mimpi  yang  sudah dimulai.  Mimpi  tentang  sebuah  provinsi

          yang memiliki potensi besar, dipimpin anak negeri yang mampu
          membawa perubahan pesat, bak melesatkan  anak panah di

          setiap jengkal jejak yang ingin dituju.

               Mereka terus memproses tanpa kenal lelah hingga terbitnya
          Surat Presiden (Surpres) tentang 65 rancangan undang-undang

          (RUU) tentang pembentukan provinsi, kabupaten/kota. Saat itu



                                          18
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35