Page 43 - MEDIA PEMBELAJARAN DDKV S2
P. 43
1. Aperture (Diafragma Lensa)
Nilai angka aperture ini berurutan dari 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16,
dan 22. Dalam penulisan teknis dinyatakan dalam f1.4, f2, f2.8, f4, f5.6,
f8, f11, f16, dan f22. Angka-angka tersebut menunjukkan besarnya
bukaan aperture pada lensa. Semakin kecil angkanya berarti bukaan
makin besar. Contohnya bukaan pada f2.8 > f5.6, f11 > f22.
Dengan adanya bukaan aperture yang besar, maka jumlah
cahaya yang masuk ke sensor gambar kamera melalui lensa juga
akan semakin banyak pula. Bila cahaya yang masuk terlalu banyak,
dapat mengakibatkan hasil gambar foto menjadi over exposure. Bila
terlalu sedikit, hasil gambar foto menjadi under exposure.
Bukaan aperture juga berpengaruh pada ruang tajam gambar
yang dihasilkan. Semakin kecil bukaan aperture, semakin besar ruang
tajam yang dihasilkan pada gambar. Contohnya ruang tajam
bukaan f5.6 > f2.8, f4 > f1.4.
2. Kecepatan Rana (Shutter Speed)
Kecepatan rana merupakan kecepatan bukaan tirai di dalam
badan kamera DSLR. Semakin cepat tirai membuka, semakin sedikit
cahaya yang masuk ke sensor gambar kamera DSLR. Kecepatan rana
pada umumnya beragam mulai dari 30, 15, 8, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30,
1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000 dan seterusnya dalam satuan detik.
Bahkan beberapa kamera DSLR seri tertentu memiliki kecepatan rana
hingga 1/8000 detik.
Kecepatan rana yang akan digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan gambar yang ingin dihasilkan nanti. Kecepatan rana
dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan, fungsi, dan tujuannya, yaitu
sebagai berikut.
a. Cepat
Kecepatan yang sangat cepat bertujuan menghasilkan freeze
(efek beku) pada gambar.
b. Normal
Berfungsi memotret objek dengan pergerakan yang terbilang
normal. Dengan kecepatan ideal 1/200 hingga 1/60, objek dapat
tertangkap tanpa blur.
Kelas X Dasar Dasar
Jurusan DKV Desain Komunikasi Visual