Page 37 - Kelas X PPKn BS press
P. 37

merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan dalam simbol-simbol
                         kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan sebagai pandangan
                         hidup bangsa. Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai
                         falsafah harus termanifestasikan di setiap proses perumusan kebijakan
                         dan implementasinya. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu
                         kesatuan utuh di setiap praktik penyelenggaraan pemerintahan yang
                         mengandung makna bahwa ada sumber-sumber spiritual yang harus
                         dipertimbangkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar
                         tidak terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dan diskriminatif. Selain
                         itu, nilai spiritualitas hendaknya menjadi pemandu bagi penyelenggaraan
                         pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas di luar kewenangan

                         dan ketentuan yang sudah digariskan.

                       3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
                            Pengkajian Pancasila secara ilosois dimaksudkan untuk mencapai
                         hakikat atau makna terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna
                         nilai-nilai Pancasila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan
                         mempunyai nilai ilosois. Dengan demikian, penyelenggaraan negara harus
                         berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
                         NRI Tahun 1945 sebagai berikut.

                         a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
                           1) Pengakuan adanya causa prima   (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang
                              Maha Esa.
                           2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
                              beribadah menurut agamanya.
                           3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan
                              memeluk agama sesuai hukum yang berlaku.
                           4)  Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.

                           5)  Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama,
                              toleransi antarumat dan dalam beragama.
                           6) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
                              warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konlik antar agama.










                                                     Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  25
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42