Page 171 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 171

bangunan   Borobudur.  Di  samping  itu  juga terdapat bangunan
                 Gua, seperti Gua Selomangkleng Kediri, dan Gua Gajah. Bangunan
                 lainnya dapat berupa gapura paduraksa seperti Candi Bajangratu,
                 Candi  Jedong,  dan  Candi  Plumbangan.  Untuk memahami   lebih

                 lanjut baca buku   Agus   A.  Munandar,  Sejarah Kebudayaan
                 Indonesia.

                       Bangunan suci berundak itu sebenarnya sudah berkembang
                 subur dalam zaman   praaksara,  sebagai  penggambaran  dari  alam
                 semesta yang bertingkat-tingkat. Tingkat paling atas adalah tempat
                 persemayaman roh nenek moyang. Punden berundak itu menjadi
                 sarana khusus  untuk persembahyangan   dalam rangka pemujaan
                 terhadap roh nenek moyang.


                       Pemikiran  dasar dan  filsafat yang  melandasi  kepercayaan
                 ini  terus  hidup  di  dalam alam kehidupan,  meskipun  tidak begitu
                 tampil di permukaan. Sebagai lokal genius yang menentukan arah
                 perkembangan kebudayaan Indonesia dalam mengolah pengaruh
                 Hindu-Buddha maka unsur-unsur praaksara itu     makin  nampak
                 pengaruhnya.    Ungkapan-ungkapan     seperti  candi,  misalnya
                 dipahami maknanya hanya sebagai pemujaan roh nenek moyang.
                 Alas atau kaki candi berbentuk persegi/bujursangkar, berketinggian
                 menyerupai batur dan dicapai melalui tangga yang langsung dapat
                 menuju  bilik candi.  Di  tengah  kaki  candi  terdapat perigi  tempat
                 menanam peripih. Bagian kaki candi disimbolkan sebagai Bhurloka
                 dalam ajaran Hindu atau Kamaloka dalam ajaran Buddha.


                       Denah bagian tubuh candi pada umumnya berdimensi lebih
                 kecil dari alasnya, sehingga membentuk serambi. Bagian tubuh ini
                 dapat berbentuk kubus  atau  silinder yang  berisi  satu  atau  empat
                 bilik.  Pada candi  Hindu  lubang  perigi  yang  ditutup  yoni  terdapat
                 di tengah bilik utama, dinding luar terdapat relung-relung yang isi
                 arca. Pada bagian atas setiap pintu masuk candi dihiasi kepala kala
                 yang dikenal sebagai banaspati, yaitu lambang penjaga.






                                                                                  Sejarah Indonesia  163
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176