Page 191 - Kelas XII Bahasa Indonesia BS press
P. 191

A.  Membandingkan Kritik Sastra dan Esai
                   !     Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:




                         (1)  mengidentifikasi unsur kritik dan esai;
                         (2)  membandingkan kritik dengan esai berdasarkan
                             pengetahuan dan sudut pandang penulisannya.




                                 1
              Kegiatan


               Mengidentifikasi Unsur Kritik dan Esai

                   Di atas telah disinggung bahwa kritik adalah penilaian terhadap suatu
               karya secara seimbang baik kelemahan maupun kelebihannya. Selanjutnya,
               gurumu atau salah seorang temanmu akan membacakan teks kritik terhadap
               cerpen. Untuk itu, tutuplah bukumu dan berkonsentrasilah untuk menangkap
               dan memahami isi teks tersebut.



                            Capaian Eksperimen Novel Lelaki Harimau
                                           Maman Mahayana


                   Setelah sukses dengan Cantik itu Luka (Yogyakarta: AKY, 2002; Jakarta
               Gramedia, 2004) yang memancing berbagai tanggapan, kini Eka Kurniawan
               menghadirkan kembali karyanya,  Lelaki Harimau (Gramedia, 2004; 192
               halaman). Sebuah novel yang juga masih memendam semangat eksperimen.
               Berbeda dengan  Cantik itu Luka yang mengandalkan kekuatan narasi
               yang  seperti  lepas  kendali  dan  deras  menerjang  apa  saja,  Lelaki Harimau
               memperlihatkan penguasaan diri narator yang dingin terkendali, penuh
               pertimbangan, dan kehati-hatian.

                   Pemanfaatan –atau lebih tepat eksplorasi–setiap kata dan kalimat tampak
               begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Eka seperti hendak
               menunjukkan dirinya sebagai ”eksperimental” yang sukses bukan lantaran
               faktor kebetulan. Ada kesungguhan yang luar biasa dalam menata setiap
               peristiwa dan kemudian mengelindankannya menjadi struktur cerita. Di balik
               itu, tampak pula adanya semacam kekhawatiran untuk tidak melakukan ke lalai-
               an yang tidak perlu. Di sinilah Lelaki Harimau menunjukkan jati dirinya sebagai



               Bahasa Indonesia                                                       185
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196