Page 106 - Fundamental Bimbingan dan Konseling: Sejarah, dan Implementasinya di Berbagai Jenjang
P. 106
C. Aspek Sosial
Masyarakat memandang konseli SMP bukan lagi
anak-anak, namun belum juga diakui sebagai
individu dewasa. Keadaan ini membuat konseli SMP
(remaja) merasa diperlakukan secara tidak
konsisten. Selain itu, remaja juga tidak suka jika
diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa
keberatan jika dituntut bertanggung jawab penuh
sebagaimana orang dewasa pada umumnya.
D. Aspek Emosi
Konseli SMP pada umumnya memiliki
emosionalitas yang labil. Transisi pada aspek fisik,
kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas
remaja mudah berubah-ubah. Perasaan remaja
terhadap suatu objek tertentu mudah berubah.
Keadaan yang demikian jika tidak dipahami
dengan baik sangat potensial menimbulkan
konflik.
100