Page 51 - E-modul Mekanika Teknik 2 Fase E/Kelas X SMK
P. 51
3
MOMEN KELEMBAMAN/INERSIA
C. PENGERTIAN DASAR
Luas dari penampang dikalikan dengan kuadrat jarak ke garis atau sumbu
lurus menghasilkan momen kelembaman atau momen inersia, suatu
karakteristik kekakuan. Untuk menghitung tekuk, puntir, dan tekuk, kita perlu
mengetahui momen inersianya. Dalam perhitungannya, momen inersia
disimbolkan dengan huruf I. Jika dihitung terhadap sumbu X menjadi Ix, dan
jika terhadap sumbu Y menjadi Iy.
Gambar 28. Penentuan Momen Kelembaman atau Momen Inersia Suatu Benda
Dari gambar tersebut, diketahui bahwa momen kelembaman/inersia pada:
2
Sumbu X : ΔIx = ΔF.Y
2
Sedangkan, sumbu Y : ΔIy = ΔF. X
Dengan Keterangan: F = luas total bidang.
ΔF = sebagian luas suatu bidang.
Jika luas total (F) dibagi menjadi ΔF1, ΔF2, ΔF3, dan seterusnya, dan jarak
setiap bagian dari sumbu X adalah Y1, Y2, Y3, dan seterusnya, dan dari
sumbu Y adalah X1, X2, dan seterusnya, maka momen inersia terhadap:
Sumbu X : Ix = ΔF1.Y1 + ΔF2.Y22 + … + ΔFn.Yn
2
2
2
Sumbu Y : Iy = ΔF1.X1 + ΔF2.X22 + … + ΔFn.Xn
2
Di mana :
4
Ix dan Iy dalam cm
X dan Y dalam cm
2
ΔF dalam cm
Hasil momen kelembaman selalu positif karena X dan Y berpangkat dua,
pada perhitungan tekukan dimasukkan rumus jari-jari kelembaman (i).
I = F . i atau i = √I , dengan i = jari-jari kelembaman, dalam satuan cm.
2
F
Terdapat 2 jenis momen inersia:
37