Page 68 - prototipe 3_Yurindah Lestari
P. 68
BAB 3 RADIOAKTIVITAS
2
2 2
2
−2 ±√(2 ) +4.2 .∆
=
M 2
A = − ± √ + 2 . ∆
2
2
2 4
T
H 2 . ∆
2
2
2 4
E − ± √ + 2
M
A 2∆
2
2
T = − ± √1 + 2
I
C 2∆ (3-37)
2
= [−1 ± √1 + ]
2
3.7 DERET RADIOAKTIF
Proses peluruhan radioaktif terus menerus dilakukan sampai diperoleh isotop yang stabil. Proses
peluruhan berturut-turut seperti ini dikatakan sebagai peluruhan radioaktif berantai, yang umumnya
mengikuti tahap-tahap tertentu yang mengikuti suatu deret radioaktif. Masing-masing deret
S
C radioaktif diberi nama sesuai dengan inti induknya.
I
E Tabel 3.1. Deret Radioaktif
N
C Nomor Nama Inti Waktu Paruh dalam Produk Inti Akhir
E
Massa Deret Induk tahun Stabil
4n Thorium 93Th 232 1,39 x 10 9 82Pb 208
4n + 1 Neptunium 93Np 232 2,25 x 10 6 83Bi
209
206
4n + 2 Uranium 93U 232 4,51 x 10 9 82Pb
207
4n + 3 Aktinium 93U 232 7,07 x 10 8 82Pb
1. Deret Torium (4n)
Deret torium dimulai dari inti induk 2Th dan berakhir pada inti 83Pb. Deret ini juga disebut dengan
deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
62