Page 13 - E-MODUL SKRIPSWEET CINTAHHKU
P. 13
3.1 Ingkarnya Belanda Dalam Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati adalah upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk
mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda yang masih
berusaha menguasai wilayah Republik Indonesia. Sebelumnya Diplomat
Inggris, Sir Archibald Clark Kerr mengundang Indonesia dan Belanda untuk
melakukan perundingan di Hoogwee Veluwe pada tanggal 14-25 April 1946
untuk menyelesaikan konflik namun tidak membuahkan hasil karena Belanda
menolak mengakui wilayah Republik Indonesia yang terdiri atas Jawa, Sumatra,
dan Madura. Ketidak berhasilan perundingan di Hoogwee Veluwe ini,
mengharuskan adanya perundingan kembali di wilayah Linggarjati, Jawa Barat
dan menghasilkan Perjanjian Linggarjati (Kharisma & Sumarno, 2016: 947).
Secara resmi dan sah Perjanjian Linggarjati ditandatangani oleh Pemerintah
Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947(Poesponegoro &
Notosusanto, 2019: 213), Adapun pokok Perjanjian Linggarjati tersebut:
1) Belanda secara de facto harus mengakui Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan Sumatera, Jawa, Madura dan meninggalkan wilayah tersebut paling
lambat 1 Januari 1949
2) Republik Indonesia dan Belanda bekerjasama mendirikan Negara Indonesia
Serikat (NIS) sebelum tanggal 1 Januari 1949
3) Membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai Pemimpin
Pelaksanaan Perjanjian Linggarjati tersebut tidak berjalan dengan baik, pada
tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jenderal H.J Van Mook menyatakan tidak lagi
terikat dengan perjanjian ini dan pada tanggal 21 Juli 1947, melangsungkan aksi
Agresi Militer Belanda I (Poesponegoro & Notosusanto, 2019: 215).
Faktor utama meletusnya peristiwa Agresi Militer Belanda I ini karena
adanya Perbedaan pendapat terkait Perjanjian Linggarjati, yaitu Pemerintah
Belanda menganggap bahwa Republik Indonesia negara persemakmurannya
sedangkan pihak Republik Indonesia tentu memposisikan diri sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat, Melarang hubungan kerja sama diplomatik yang
dilakukan Republik Indonesia dengan negara lain, melanggar kesepakatan
genjatan senjata. Sehingga Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia kembali dengan mengangkat senjata karena sejak awal Pihak Belanda
merencanakan menjajah kembali dan upaya diplomasi seperti Perjanjian
Linggarjati faktanya dibersamai dengan ancaman kekerasan (Nasution, 1978:
188).
FAKTA MENARIK 4
AYO DENGARKAN FAKTA MENARIK
BERIKUT INI!
Tekan Tombol Disamping
12