Page 8 - Flipbook_29_Raflie Rheznandya Ardiza_200731638033
P. 8
Berita lainnya yang juga dikutip dalam buku
Sejarah Nasional Indonesia jilid II adalah pengutipan
berita Cina yang berasal dari tahun 132 Masehi. Di dalam
berita itu disebutkan bahwa Raja wilayah Ye-tiao yang
bernama Pien, meminjamkan materai mas dan pita ungu
kerajaannya kepada Maharaja Tiao-pien. Menurut Prancis
G. Ferrand, nama Ye-tiao dapat diartikan sebagai
Yawadvipa, sedangkan Tiao-pien merujuk kepada
Dewawarman (Soejono, 2009). Dari pernyataan tersebut
kita akan menanggapi bahwa salah satu kerajaan di pulau
Jawa telah menjalin hubungan kerjasama dengan kerajaan
di Cina. Tetapi, untuk Dewawarman tidak terlalu memiliki
banyak bukti, sehingga tidak pula yang banyak
menceritakan kisahnya. Sumber-sumber yang
berhubungan dengan kerajaan ini, bisa dikatakan hanya
sedikit. Sampai saat ini hanya tujuh buah batu prasasti,
dan berita Cina.
Salah satu prasasti yang membuktikan adanya
peradaban Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti
Ciaruteun. Prasasti Ciaruteun yang terletak di Ciampea,
Bogor yang sebelumnya dikenal dengan nama prasasti
Ciampea. Prasasti ini ditemukan di sungai Ciaruteun,
dekat Muara Cisadane. Menurut Vogel dalam bukunya
yang berjudul “The Earliest Sanskrit Inscriptions of
Java”, dan juga dikutip dalam buku Sejarah Nasional
Indonesia jilid II, terlampir bahwa prasasti ini terdiri dari
empat baris, dan ditulis dalam bentuk puisi India dengan
irama anustubh.
5