Page 3 - @EH
P. 3
Catatan kecil @eh 28.08.20
Sebuah Renungan : untuk Diri Sendiri
SESUNGGUHNYA TIDAK PERLU ADA YANG DISALAHKAN....
Kadang kita sadar betul bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Sang Maha
Pencipta. Bahkan sangat faham betul bahwa takdir itu adalah sesuatu yang harus
terjadi. Karena itu ayat yang menyatakan :.... YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT
QALBII 'ALAA DIINIKA WA 'ALAA THOO'ATHIK. Artinya : Wahai yang membolak-
balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-
Mu... ini menandakan bahwa manusia tidak memiliki DAYA DAN UPAYA kecuali atas
KEHENDAKNYA.
Tapi apa yang terjadi pada diri manusia? Ketika menemui masalah, lalu dia marah
bahkan frustasi. Ketika karirnya merasa terhambat maka dia menjadi dendam. Ketika
dia mendapatkan perlakuan tidak enak, lalu dia protes. Ketika dia mendapatkan
omongan tidak enak, lalu dia tidak terima, sampai punya pimpinan galakpun dia
membencinya. Dia lupa bahwa sesungguhnya itu adalah takdir yang harus dilaluinya.
Lalu adakah yang salah apabila berlaku demikian? sekilas mungkin tentu dianggap
wajar, namun apabila pemahaman tentang takdir tadi paripurna, tentu sikap
tersebut tidak tepat.
Kembali pada pemahaman yang diceritakan pada paragraf awal. Sesungguhnya
apapun yang terjadi dibumi ini, termasuk sehelai daunpun jatuh kemuka bumi ini,
semua itu tentu atas kehendakNya. Lalu kadang muncul pertanyaan, iya..... tapi
faktanya yang sering muncul dipermukaan itu banyaknya adalah masalah?
Sebenarnya kalau kita mau jujur sebenarnya pemahaman itu salah. Karena fakta
yang sesungguhnya terjadi adalah Allah SWT lebih banyak memberikan senangnya
pada manusia dari pada masalahnya. Hanya saja kecenderungan bersyukur pada apa
yang telah diberikan Allah, kadang2 lalai, maka yang diingat itu ketika datang
masalah. Masalah itu memang harus ada karena Kita kembali pada pemahaman
hakiki bahwa manusia diciptakan kealam dunia ini semata2 untuk diuji. Karena itu
jangan kaget apabila yang kita dapatkan kadang bertolak belakang dengan apa yang
kita inginkan.

