Page 139 - PAI 10 SISWA
P. 139

2)  Hadis Rasulullah saw. riwayat oleh Bukhari dan Muslim







                               Arinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila
                               seseorang meninggal, maka amalannya terputus kecuali iga perkara
                               sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau  anak  saleh  yang men-
                               doakan nya.”. (H.R. Bukhari dan Muslim).




                            Mengenai  śadaqah jariyah  pad  hadis di atas,  ulam  telah sepaka  bahw

                            yang  dimaksud  dengan  śadaqah jariyah  dalam  hadis  tersebut adalah
                            wakaf.

                          c.   Rukun  dan  Syarat  Wakaf


                             Rukun wakaf ad  empat,  yaitu orang  yang  berwakaf,  bend  yang  di-


                            wakafkan,  orang  yang  menerim  wakaf,  dan ikrar.
                            1) Orangyang  berwakaf (al-wakif), dengan syarat-syarat sebagai berikut.

                               a)  Memiliki penuh harta itu, dia merdeka untuk mewakafkan harta itu
                                  kepada siapa yang ia kehendaki.
                               b)  Berakal, maksudnya idak sah wakaf dari orang bodoh, orang gila,
                                  atau orang yang sedang mabuk.
                               c)  Baligh.

                               d) Berindak  secar  hukum  (rasyid). Orang  bodoh,  orang  yang  sedang

                                  bangkrut (mulis), dan orang lemah ingatan idak sah mewakafkan
                                  hartanya.
                            2)  Benda yang diwakafkan (al-mauquf), syarat-syaratnya.
                               a)  barang yang diwakafkan itu harus barang yang berharga.
                               b)  harta yang diwakafkan harus diketahui kadarnya, apabila harta itu
                                  idak diketahui jumlahnya (majhul), pengalihan milik keika itu idak
                                  sah.
                               c)  harta yang  diwakafkan  harus  miliki  oleh  orang  yang  berwakaf
                                  (wakif).
                               d)  harta  harus  berdiri  sendiri,  idak  melekat  kepada  harta  lain
                                  (mufarrazan) atau disebut dengan isilah gairaśai’.
                            3)  Orang yang menerima manfaat wakaf (almauquf’alaihi) atau sekelompok
                               orang/badan  hukum  diberi  tugas  mengurus  dan  menerima barang


                               wakaf (nair) tersebut. Orang  yang  menerim  wakaf diklasiikasikan





                               menjadi dua,  yaitu sebagai berikut.
                                a)  Tertentu  (mu’ayyan),  ariny    orang    yang  menerim  wakaf
                                   jelas  jumlah nya.  Apakah  seorang,  dua  orang,  atau  sekumpulan
                                   orang  semuanya  mempunyai  kriteria  tertentu  dan  idak  boleh
                                   diubah.  Persyaratan  bagi  orang  yang  menerima  wakaf  tersebut
                                   (almawqufmu’ayyan)  adalah  orang  yang  boleh  memiliki  harta


                                   (ahlanlialtamlik). Dengan demikian,  orang  muslim,  merdeka,  dan
                                                            Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti            133
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144