Page 13 - E-BOOK KULTUR JARINGAN KELAS XI IPA SMA
P. 13

Pada bab 3 membahas tentang kultur jaringan. Kultur jaringan

                        (tissue  culture)  merupakan  teknik  perbanyakan  tanaman  dengan
                        cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta
                        menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
                        aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
                        tertutup  yang  tembus  cahaya  sehingga  bagian  tanaman  dapat
                        memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Sel,

                        jaringan  dan  potongan  tubuh  tumbuhan  dapat  ditumbuh
                        kembangkan menjadi individu yang lengkap dan sempurna karena
                        tumbuhan memiliki sifat totipotensi. Totipotensi sel (Total Genetic
                        Potential),artinya  setiap  sel  memiliki  potensi  genetik  seperti  sel
                        zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi
                        tanaman lengkap.
                             Kultur jaringan tanaman pertama kali berhasil dilakukan oleh
                        White pada tahun 1934. Menjelang tahun 1939, White melaporkan

                        keberhasilan  pertama  kultur  kalus  wortel  dan  tembakau.  Pada
                        tahun  1957,  dipublikasikan  suatu  naskah  kunci  yang  ditulis  oleh
                        Skoog dan Miller di mana kedua pakar ini mengemukakan bahwa
                        interaksi kuantitatif antara auksin dan sitokinin akan menentukan
                        tipe  pertumbuhan  dan  peristiwa  morfogenik  yang  akan  terjadi.
                        Penelitian  mereka  pada  tanaman  tembakau  menunjukkan  bahwa
                        rasio auksin : sitokinin yang tinggi akan menginduksi pembentukan

                        akar,  sedangkan  rasio  sebaliknya akan  menginduksi  morfogenesis
                        pucuk.  Namun  sayangnya,  pola  respon  demikian  tidak  berlaku
                        universal.  Sementara  manipulasi  rasio  auksin  terhadap  sitokinin
                        telah berhasil menginduksi morfogenesis pada berbagai taksa, kini
                        sudah  semakin  jelas  bahwa  berbagai  faktor  lain  juga
                        mempengaruhi  kemampuan  sel-sel  yang  dikulturkan  untuk
                        berdiferensiasi menjadi akar, pucuk atau embrio.
















         XI SMA/MA                                             3                               KULTUR JARINGAN
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18