Page 90 - Fructupedia_Alifia Tasya Kamila
P. 90

85

              Pipit Marianingsih, Ika Rifqiawati & Alifia Tasya Kamila

            Ayo, Kita Lestarikan



            Keanekaragaman Hayati


            Banten!



                 Banten    sebagai   provinsi   baru   dikaruniai   kekayaan    dan   kekhasan
            keanekaragaman hayati, sehingga pada tahun 2003 Banten dijuluki sebagai Mega
            Biodiversity Indonesia oleh Presiden RI yaitu Ibu Megawati. Sayangnya kekayaan
            keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Banten ini belum sepenuhnya dipahami,
            dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan
            (TGHK) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten, luas Kawasan hutan
            Provinsi Banten seluas 206.851,44 Ha, dengan rincian luas kawasan hutan produksi
            81.184,34 Ha, kawasan hutan lindung 28.306,95 Ha dan kawasan hutan konservasi
            97.360,15 Ha. Guna melindungi sumber daya hutan dan keanekaragaman hayati di
            wilayah Banten, telah ditetapkan beberapa kawasan konservasi yang memiliki potensi
            keanekaragaman hayati yang tinggi diantaranya Cagar Alam Gunung Tukung Gede,
            Cagar Alam rawa Danau, Cagar Alam Pulau Dua, Taman Wisata Alam/ Taman Wisata
            Laut Pulau Sangiang, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Halimun
            Salak, Kawasan Hutan Akarsari dan Komunitas Budaya Masyarakat Baduy. Disamping
            adanya cagar alam dan taman nasional di Banten, terdapat juga flora dan fauna khas
            Banten yaitu Kokoleceran (Vatica bantamensis) dan Badak Jawa (Rhinoceros
            sondaicus).
                 Ancaman keanekeragaman hayati Banten ini adalah telah terjadinya pengurasan
            dan penyusutan sumber daya keanekaragaman hayati yang diakibatkan oleh
            anggapan bahwa keanekaragaman hayati dinilai terlalu rendah, distribusi
            keanekaragaman hayati yang tidak merata dan keanekaragaman hayati dikembangkan
            hanya pada manfaat ekonomi saja. Beberapa kasus yang melibatkan masyarakat yang
            terjadi di Provinsi Banten, antara lain:
            1. Perambahan di kawasan Cagar Alam Rawa Danau yang mengancam eksistensi
               Rawa Danau sebagai kawasan rawa pegunungan satu-satunya di Pulau Jawa dan
               ekosistem rawa yang ada didalamnya.
            2. Perambahan di Taman Nasional Ujung Kulon dan pembantaian badak untuk
               diambil culanya.
            3. Penjarahan burung di Cagar Alam Pulau Dua.
            4. Penebangan hutan di Kawasan-kawasan lindung dan cagar alam
            5. Penebangan hutan mangrove untuk dijadikan kawasan tambak di hampir
               sepanjang pantai Utara, mulai dari Teluk Naga Tangerang sampai dengan Sawah
               Luhur Serang.
            6. Pengambilan ikan dengan menggunakan bom dan cianida, yang mengancam dan
               membunuh terumbu karang


            Sumber:       https://satpolpp.bantenprov.go.id/read/berita/62/KEANEKARAGAMAN-
            HAYATI-KHAS-BANTEN-SEBAGAI-ASET-DAN-MODAL-PEMBANGUNAN-PROVINSI-
            BANTEN.html
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95