Page 12 - E-MODUL MUAMALAH-KELOMPOK 8
P. 12
c) Rukun dan syarat musaqah
1. Dua orang atau pihak yang berakad (al-aqidani), disyaratkan bagi orang yang berakad
dengan ahli (mampu) untuk mengelola akad, seperti baligh, berakal, dan tidak berada dibawah
pengampunan. 2. Kebun atau semua pohon yang berbuah, semua pohon yang berbuah boleh
diparohkan (bagi hasil), baik yang berbuah tahunan (satu kali dalam setahun), maupun yang
buahnya hanya satu kali kemudian mati, seperti padi, jagung, dan lainnya.
3. Hasil yang diperoleh berupa buah, daun, kayu, atau yang lainnya. Buah, hendaknya
ditentukan bagian masing-masing (yang punya kebun dan tukang kebun) misalnya seperdua,
sepertiga, atau berapa saja asal berdasarkan kesepakatan keduanya pada waktu akad.
4. Masa kerja, hendaknya ditentukan lama waktu yang akan dikerjakan, seperti satu tahun atau
sekurang-kurangnya menurut kebiasaan. Dalam waktu tersebut tanaman atau pohon yang
diurus sudah berbuah, juga yang harus ditentukan ialah pekerjaan yang harus dilakukan oleh
tukang kebun, seperti menyiram, motong-motong cabang pohon yang akan menghambat
kesuburan buah, atau mengawinkannya.
5. Akad, yaitu ijab dan qabul baik berbentuk perkataan maupun tulisan.
d) Hikmah musaqah
1. Terwujudnya kerjasama antara si miskin dan si kaya sebagai relaisasi ukhuwah islamiyyah.
2. Memberikan lapangan pekerjaan kepada orang yang tidak punya kebun tapi punya potensi
untuk menggarapnya dengan baik
3. Mengikuti sunnah Rasululloh
4. Menghindari praktek pemerasan/penipuan dari pemilik kebun.
5. Menghilangkan bahaya kefakiran dan kemiskinan.
8