Page 131 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 131

terwujudnya kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. Pendekatan
                sosial politik yang digunakan untuk mendorong munculnya
                otonomi daerah digunakan dengan pertimbangan untuk
                mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat sekaligus
                untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, daerah
                tidak dapat mengatur secara bebas merdeka menurut kemauan
                daerah  otonom  sendiri,  tetapi  yang  dimaksud  dengan  posisi
                otonomi daerah itu, adalah dalam pengertian ”kemandirian” bagi
                daerah otonom untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri,
                yang tidak berarti lepas dari sistem NKRI. Karena, bagaimanapun
                juga daerah otonom itu merupakan ”daerah bawahan” dan
                ”sub-sistem” dari pemerintah nasional guna tetap terjaminnya
                ketahanan politik nasional, dalam rangka keutuhan bangsa di
                dalam sistem NKRI. Pada prinsipnya, pembagian kewenangan
                untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalan sistem NKRI
                adalah sebagai berikut:
                a.   Ada sejumlah kewenangan yang sepenuhnya menjadi
                     kewenangan Pemerintah Pusat dengan menggunakan asas
                     sentralisasi, baik dalam hal mengatur, maupun mengurus,
                     seperti politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
                     moneter dan fiskal nasional, dan agama;

                b.  Ada sebagian kewenangan mengatur dan mengurus, yang
                     di lakukan oleh pemerintah pusat, sekalipun menganut asas
                     desentralisasi, dan sebagian oleh pemerintah daerah melalui
                     otonomi daerah dengan menggunakan asas desentralisasi,
                     atau melalui tugas pembantuan  (medebewind), disamping
                     menggunakan asas sesentralisasi kepasa pejabat pusat di
                     daerah.

                     Dengan demikian jelas bahwa terdapat urusan-urusan
                pemerintah yang sepenuhnya di lakukan secara sentral oleh
                pemerintah  pusat,  baik  dalam  hal  pengaturan  maupun  dalam
                pengurusan (pelaksanaan). Sedangkan kepada Pemerintah Daerah
                tidak ada kewenangan yang secara mutlak diberikan.

                     Dari berbagai pengertian dan interpretasi mengenai kebijkan
                dan otonom daerah, intinya adalah bahwa pemberian kewenangan



                                          116
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136