Page 134 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 134

sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat”.
                     Pengertian dikuasai oleh Negara bukan berarti ”dimiliki oleh
                Negara” melainkan yang dimaksud dengan dikuasai oleh Negara,
                adalah memberi wewenang kepada Negara untuk :
                a.   Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
                     persediaan dan pemeliharaan bumi,air, dan ruang angkasa;
                b.  Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
                     antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
                c.   Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
                     antara orang-orang dan perbuatan hukum yang mengenai
                     bumi, air dan ruang angkasa.
                     Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara
                tersebut, digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran
                rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan
                dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka,
                berdaulat adil dan makmur. Demikian juga ”Hak Dikuasai oleh
                Negara” tidak berarti bahwa kewenangan pemerintahan di bidang
                pertanahan secara mutlak 100% harus ”dipusatkan” (disentralisir)
                di Pusat, walaupun pada prinsipnya kewenangan dibidang
                pertanahan itu merupakan wewenang pusat, tetapi bisa juga
                sebagian  didesentralisasikan  ke  Daerah,  baik  ”diotonomikan”,
                maupun  melalui  medebewind  (tugas  pembantuan)  kepada
                Daerah Otonom, mengenai mana yang ”diotonomikan”
                (didesentralisasikan) dan mana yang ”mendebwind”, tergantung
                kepada substansi, eksentralitas dan akuntabilitasnya.

                     Dalam hubungan ini, yang dimaksud dengan ”dapat
                dikuasakan kepada daerah-daerah otonom” tersebut, harus dapat
                diinterpretasikan sebagai konsekuensi prinsip penyelenggaraan
                system pemerintahan dalam NKRI sebagi dimaksud dalam UUD-
                1945. Khususnya Pasal 18 ayat (2) yang berbunyi ”Pemerintah
                Daerah  Provinsi,  daerah  kabupatn  dan  Kota  mengatur  dan
                mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
                tugas pembantuan”, dan Pasal 18 ayat (2) yang bunyinya ”Negara
                mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
                hukum adat dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan




                                          119
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139