Page 5 - P17110214107_Alifia Erfani Oktaviane_1C
P. 5
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 185–193
masing kabupaten atau kota terpilih diambil dua tertinggi ayah balita adalah tamat SMA yaitu masing-
puskesmas, yaitu puskesmas Ganding dan Guluk- masing 35,1% dan 44,8%.
Guluk di kabupaten Sumenep; puskesmas Tampang Di kota Semarang ternyata lebih banyak ibu
dan Kampuri di kabupaten Gunung Mas; puskesmas balita yang tidak bekerja yaitu 86,2%, dan 40,5% di
Miroto dan Gayamsari di kota Semarang. kabupaten Gunung Mas, dan di kabupaten Sumenep
Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki hanya 8,3%. Persentase ayah balita yang mempunyai
balita gizi buruk (BGM). Pemilihan sampel dilakukan pekerjaan tidak tetap atau serabutan terbanyak
secara purposif yaitu sebanyak 30 orang ibu balita terdapat di kota Semarang yaitu 96,6%. Ayah balita
BGM/gizi buruk di masing-masing Puskesmas. yang bekerja sebagai petani terbanyak di kabupaten
Variabel penelitian meliputi: karakteristik orang Sumenep yaitu 66,7%. Terdapat 2,7% ayah balita
tua balita yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, riwayat di kabupaten Gunung Mas yang tidak bekerja.
kehamilan dan kebiasaan makan; pola asuh makanan Karakteristik orang tua balita disajikan pada tabel 1.
balita meliputi pola makan balita, riwayat pemberian Karakteristik Balita BGM
ASI, dan pola asuh balita. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara. Analisis data dilakukan Balita yang berjenis kelamin perempuan terbanyak
secara deskriptif. di kabupaten Sumenep yaitu 79,2% dan balita laki-
laki terbanyak di kota Semarang yaitu 62%. Balita
dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: umur
HASIL 0–1 bulan, 2–6 bulan, 7–12 bulan, dan ≥ 12 bulan.
Karakteristik Orangtua Balita Berdasarkan kelompok umur sebagian besar, yaitu
Total sampel penelitian ada 90 ibu balita kurang 82,2% balita yang bergizi buruk berada pada kelompok
gizi/BGM yang terdiri dari: 24 ibu yang berasal dari umur ≥ 12 bulan. Distribusi balita berdasarkan jenis
kabupaten Sumenep, 29 ibu dari kota Semarang serta kelamin dan kelompok umur disajikan pada tabel 2.
37 ibu dari kabupaten Gunung Mas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita di Tabel 1. Karakteristik Orangtua Balita di Kabupaten
kabupaten Sumenep berada pada rentang umur Sumenep, kota Semarang dan Kabupaten
21–25 tahun, yaitu sebanyak 33,3%, dan 29,7% di Gunung Mas, Tahun 2011
kabupaten Gunung Mas sedangkan di kota Semarang Sumenep Semarang Gn. Mas
terbanyak pada rentang umur 26–30 tahun yaitu Variabel Ibu Ayah Ibu Ayah Ibu Ayah
31%. % % %
Jumlah ayah balita BGM yang terkumpul juga Usia (Tahun)
sebanyak 90 orang, di kabupaten Sumenep sebagian < 20 4,2 0,0 3,5 0,0 5,4 0,0
besar ayah balita berada pada rentang umur 26– 21–25 33,3 4,2 10,3 0,0 29,7 10,8
26–30
16,7 33,3 31,0 27,6 19,0 35,1
30 tahun yaitu 33,3%, di kabupaten Gunung Mas 31–35 29,2 16,7 27,6 13,8 27,0 35,1
sebagian besar ayah balita berada pada rentang umur 36–40 8,3 29,2 20,7 34,5 13,5 5,4
26–30 tahun dan 31–35 tahun yaitu masing-masing > 40 8,3 16,7 6,9 24,1 5,4 13,5
35,1%, sedangkan di kota Semarang terbanyak ayah Tingkat Pendidikan 4,2 4,1 0,0 0,0 0,0 0,0
Tidak Sekolah
balita pada rentang umur 36–40 tahun yaitu 34,5%. Tidak Tamat SD 20,8 16,7 6,9 0,0 2,7 2,7
Sebagian besar tingkat pendidikan ibu di kabupaten Tamat SD 45,8 37,5 24,1 13,8 32,5 32,5
Sumenep adalah tamat SD yaitu 45,8%, sedangkan di Tamat SMP 29,2 37,5 27,6 41,4 24,3 24,3
kabupaten Gunung Mas dan kota Semarang tingkat Tamat SMA 0,0 4,2 38,0 44,8 35,1 35,1
0,0
0,0
5,4
5,4
3,4
0,0
Tamat PT
pendidikan ibu tertinggi adalah tamat SMA yaitu Jenis Pekerjaan
masing-masing 35,1% dan 38%. Demikian juga Tidak Bekerja 8,3 0 86,2 0 40,5 2,7
dengan tingkat pendidikan ayah tertinggi di kabupaten Petani 54,2 66,7 0,0 0 29,9 35,2
Sumenep adalah tamat SMP dan SMA masing- Buruh Tani 33,3 29,2 0,0 3,4 10,8 10,8
5,4
0
2,7
3,5
4,2
0
PNS
masing sebanyak 37,5%, sedangkan di kabupaten Lainnya (jualan/
Gunung Mas dan di kota Semarang pendidikan serabutan) 0,0 4,1 10,3 96,6 16,2 45,5
188