Page 35 - Buku Ajar Digital-Bahasa Indonesia Terapan
P. 35
Perkembangan zaman ini telah banyak membawa pengaruh buruk
pada tata bahasa yang berlaku di Indonesia. Jika dibiarkan, pengaruh
buruk ini lama-kelamaan akan mengubah tata bahasa Indonesia yang
berlaku saat ini. Padahal, kaidah bahasa yang baik dan benar sudah
diterapkan dan dijalankan sejak dulu oleh masyarakat Indonesia.
Penetapan kaidah bahasa ini juga sudah disesuaikan dengan kondisi
masyarakat Indonesia dan sudah disempurnakan melalui EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan) yang kemudian mulai diberlakukan di Indonesia
sejak 17 Agustus 1972.
Penggunaan bahasa yang tidak baku ini semakin lama sudah semakin
meluas dan menjadi bahasa yang ‘dibakukan’ sendiri oleh masyarakat
Indonesia, khususnya yang tinggal di lingkungan kampus. Sehingga
dalam berkomunikasi, mereka selalu menggunakan bahasa-bahasa
yang tidak baku dan sebenarnya tidak terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia tersebut tanpa merasa aneh dengan kosakata baru
itu. Misalnya, mahasiswa menyebut dirinya sendiri dengan
sebutan gue dan menyebut orang lain dengan sebutan elo. Dalam
percakapan kesehariannya, elo-gue, yaitu dua kata yang berhubungan
erat ini. Bahkan mungkin saat ini, di lingkungan kampus, kita tidak
lagi mendapati orang yang menyebut dirinya dengan sebutan “aku” dan
menyebut orang lain “kamu”, kecuali dalam situasi formal, seperti di
suatu perusahaan atau perkantoran yang biasanya diwajibkan
menggunakan bahasa resmi dalam berkomunikasi satu sama lain.
Permasalahan-permasalahan di atas menyebabkan berkurangnya
penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan
masyarakat Indonesia itu sendiri sesuai kaidah yang berlaku.
Sehingga, lama-kelamaan hal ini bisa saja menyebabkan berubahnya
tata bahasa Indonesia secara perlahan jika pemerintah tidak
menindaklanjutinya dengan segera tentang bahasa-bahasa ‘gaul’ yang
sedang berkembang saat ini di Indonesia sebagai akibat globalisasi.
14