Page 59 - DEDJEN_buku ajar_uji bahan 1 (Autosaved)
P. 59

Kompetensi Khusus :
                           a.  Peserta praktek dapat melakukan prosedur pengujian Keausan pada agregat kasar
                               dengan alat los angelos
                           b.  Peserta praktek dapat mengoperasikan peralatan pengujian
                           c.  Peserta praktek dapat menganalisa hasil pengujian
                           d.  Peserta praktek dapat menarik kesimpulan hasil pengujian


                        TEORI


                        Kekuatan  agregat  sangat  menentukan  terhadap  kuat  tekan  beton  yang  akan  dibuat.
                        Untuk  beton  struktural  dengan  kekuatan  yang  tinggi  memerlukan  agregat  yang  keras

                        atau  kuat.  Kekuatan  agregat  dapat  diuji  dengan  kuat  tekan  langsung  atau  kuat  tekan
                        tidak langsung.

                        Pengujian  kuat  tekan  langsung  umumnya  dilaksanakan  pada  batuan  induk  dengan
                        dimensi yang besar. Batuan tersebut dapat diambil dengan cara pengeboran atau hasil

                        dari pemecahan batuan. Bentuk benda uji dapat dibuat kubus ukuran  50 x 50 x 50 mm

                        atau silinder dengan diameter 50mm dan tinggi 100mm. benda uji kemudian di tekan
                        dengan  mesin  tekan,  sampai  mencapai  beban  maksimum.  Kuat  tekannya  dinyatakan

                        dengan beban maksimum dibagi dengan luas penampang.
                        Pengujian kuat tekan tidak  langsung,  yaitu dengan diuji  kekerasannya. Cara  ini  yang

                        paling banyak dilakukan untuk mengetahui kekuatan agregat, karena bentuk agregat di

                        lapangan  jarang  yang  berdimensi  besar,  paling  besar  berdiameter  40  mm,  sehingga
                        sangat mustahil membuat benda uji kubus ukuran sisi 50 mm, apalagi bentuk slinder.

                        Untuk  mengetahui  kekerasan  agregat,  menurut  standard  pengujian  yang  berlaku  di
                        Indonesia dapat dilakukan dengan uji abrasi  Los Angeles, atau diuji kuat hancur  nya

                        dengan  bejana  tekanan  Rudeloff.  Dengan  mesin  aus  Los  Angeles,  agregat  dengan

                        gradasi dan berat tertentu setelah dibersihkan dan di oven kemudian ditimbang berat
                        asalnya. Setelah itu agregat tersebut dimasukkan ke dalam silinder baja berdiameter

                        711±5 mm dan panjang 508±5 yang dapat berputar dengan kecepatan 30 – 33 rpm,
                        kemudian dimasukkan pula bola-bola baja berdiameter 46.5 mm, dengan berat 390-

                        445 gram, bejana kemudian diputar sebanyak 500  – 1000 putaran. Banyaknya bola
                        serta jumlah putaran tergantung dari gradasi agregatnya. Akibat diputar agregat akan

                        saling berbenturan dengan bola-bola baja, sehingga agregat yang lemah atau kurang

                        keras akan banyak mengalami aus, sehingga keausannya dapat dihitung



                                                                 55
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64