Page 11 - e-modul_green house effect and global warming
P. 11
Hal di atas juga terjadi pada bumi, dimana bumi terpapar oleh radiasi matahari yang
menembus lapisan atmosfer. Saat cahaya matahari mengenai atmosfer serta permukaan bumi,
sekitar 70% energi tersebut tetap tinggal di bumi kemudian diserap oleh tanah, tumbuhan,
lautan dan lainnya. Tiga puluh persen lainnya dipantulkan kembali melalui awan, hujan, serta
permukaan reflektif lainnya. Benda-benda di sekitar planet yang menyerap cahaya matahari
seringkali memantulkan radiasi ke bumi. Gas-gas yang berada di atmosfer disebut gas rumah
kaca (GRK). Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka terjadilah akumulasi
radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat.
Gambar 1. Gas rumah kaca
(Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/7177/siaran-pers-no-
25pihkominfo32016-tentang-bumn-bahas-strategi-kurangi-emisi-gas-rumah-kaca-untuk-
pengendalian-perubahan-iklim/0/siaran_pers)
Gas-gas yang memiliki sifat GRK (gas rumah kaca) antara lain adalah karbon dioksida
(CO2), nitrogen oksida (N2O), metana (CH4), gas-gas terfluorinasi (HFCs, PFCs dan SF6),
kelompok aldehid, ozon (O3) dan uap air (Uyigue, dkk., 2010). The Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) dalam kajiannya berfokus pada 4 jenis GRK yaitu CO2, N2O, CH4,
dan gas-as terflorinasi (HFCs, PFCs dan SF6) (IPCC, 2006)
11