Page 12 - After sempro 5 (validasi 3)_Neat
P. 12
Penjelasan skema:
Virus rabies (RABV) adalah virus yang menyerang sistem saraf. Infeksi ini
umumnya dimulai ketika virus masuk ke dalam tubuh melalui gigitan hewan yang
terinfeksi. Air liur hewan yang mengandung virus berkontak dengan luka yang
ada di tubuh.
Setelah masuk, virus akan bereplikasi (memperbanyak diri) di jaringan di
sekitar luka, terutama pada sel-sel otot (miosit). Virus biasanya akan tetap
terlokalisasi di area masuknya selama periode waktu tertentu.
Selanjutnya, RABV akan menginvasi sistem saraf perifer (saraf tepi) dengan
masuk melalui motor endplate (ujung saraf motorik pada otot). Dari sana, virus
menggunakan jalur transportasi aksonal cepat (fast axonal transport) untuk
menyebar dari satu neuron ke neuron lain secara progresif.
Penyebaran ini dibantu oleh reseptor tertentu (p75NTR) yang mempercepat
perjalanan virus menuju Sistem Saraf Pusat (SSP). Virus akhirnya mencapai
batang otak, kemudian berproliferasi dan menyebar luas ke sel-sel saraf di otak,
khususnya di sistem limbik dan hipotalamus.
Virus rabies memiliki kemampuan untuk menghindari respon imun awal
tubuh. Salah satu protein virus (Protein P) diketahui menghambat respons imun
awal seperti produksi IFN. Karena itu, gejala klinis rabies baru akan muncul ketika
virus sudah berhasil menembus sawar darah otak (Blood Brain Barrier) dan
infeksinya sudah sampai di Sistem Saraf Pusat.
Pada stadium lanjut, virus akan menyebar lagi secara sentrifugal (menjauhi
pusat) menuju berbagai jaringan dan organ tepi, seperti kornea, paru-paru,
ginjal, dan kelenjar adrenal.
Sumber: Ginuluh et al. (2024)
biar lebih paham ayo pelajari materi sistem saraf
berikut!
11

