Page 47 - E-Modul BISABANA OKE
P. 47

A. Tujuan

                1.  Mahasiswa  mampu  menjelaskan  pentingnya  layanan  kesehatan  reproduksi
                   dalam situasi bencana dengan baik.

                2.  Mahasiswa mampu menjelaskan risiko kesehatan yang dihadapi perempuan,
                   ibu hamil, bayi baru lahir, dan kelompok rentan lainnya dengan baik.
                3.  Mahasiswa  mampu  menjelaskan  layanan  kesehatan  reproduksi  yang  aman

                   dan berkualitas dengan benar.

          B. Uraian Materi

                Ibu hamil, ibu pascapersalinan dan bayi baru lahir merupakan kelompok rentan,

                terlebih  pada  saat  bencana.  Mereka  memiliki  kebutuhan  yang  berbeda,
                sehingga diperlukan penanganan yang tersendiri, misalnya untuk pemenuhan

                kebutuhan  gizi,  pemantauan  ibu  hamil  risiko  tinggi,  pemantauan  ibu  pasca-
                persalinan,  dll.  Pada  situasi  normal,  Angka  Kematian  Ibu  (AKI)  dan  Angka

                Kematian  Bayi  (AKB)  di  Indonesia  masih  tinggi  dan  jumlah  kematian  akan
                dapat  meningkat  pada  situasi  krisis  kesehatan  sehingga  upaya  mencegah
                meningkatnya  kesakitan  dan  kematian  maternal  dan  neonatal  harus  menjadi

                prioritas penting.
                Pada  situasi  krisis  kesehatan,  pelayanan  kesehatan  reproduksi  ada  kalanya

                tidak tersedia bahkan justru meningkat pada situasi bencana. Ibu hamil dapat
                melahirkan  sewaktu-waktu  dan  bisa  saja  terjadi  komplikasi,  sehingga
                membutuhkan  layanan  kesehatan  reproduksi  berkualitas.  Penanggung  jawab

                komponen maternal neonatal harus berkoordinasi untuk memastikan setiap ibu
                hamil,  ibu  melahirkan  dan  bayi  baru  lahir  mendapatkan  pelayanan  yang

                dibutuhkan.

                              Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
                                          dalam Penanggulangan Bencana

           1.Pengorganisasian Badan Penanggulangan Bencana di Indonesia


              Pembentukan  struktur  organisasi  Badan  Penanggulangan  Bencana  menurut  UU
              No. 24 tahun 2007 dibagi dalam 3 tingkatan kewenangan sesuai dengan susunan

              kepemerintahan, yaitu :
                   Pada  Tingkat  Nasional  dibentuk  Badan  Nasional  Penanggulangan  Bencana

                   (BNPB).
                   Pada  Tingkat  Propinsi  dibentuk  Badan  Penanggulangan  Bencana  Daerah
                   (BPBD) tingkat propinsi.

                   Pada  Tingkat  Kabupaten/Kota  dibentuk  Badan  Penanggulangan  Bencana
                   Daerah (BPBD) tingkat kabupaten/kota.
                                                                                                          41



        E-MODUL Bidan Siaga Bencana-Kesehatan Reproduksi
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52