Page 51 - ski kls 9
P. 51
seperti Syaikh Burhanuddin dari Ulakan (Pariaman, Sumatra Barat). Ia juga sering berkunjung ke
berbagai daerah di Sumatra dan Jawa.
Syaikh Abdur Rauf menjadi Mufti Kerajaan Aceh yang ketika itu masih diperintah oleh Sultanah
Safiatuddin Tajul Alam. Dengan dukungan kerajaan ia berhasil menghapus ajaran Salik Buta (tarekat
yang sudah ada sebelumnya) dalam masyarakat Aceh, yaitu ajaran yang menyatakan bahwa Para
salik (pengikut tarekat) yang tidak mau bertobat, harus dibunuh.
Abdur Rauf memiliki sekitar 21 karya tertulis, yang terdiri dari 1 kitab tafsir, 2 kitab hadis, 3 kitab
fikih, dan sisanya kitab tasawuf. Kitab tafsirnya yang berjudul Tarjuman al-Mustafid (Terjemah
Pemberi Faedah) merupakan kitab tafsir pertama yang dihasilkan di Indonesia dan berbahasa Melayu.
Salah satu kitab fikihnya berjudul Mir’at at-Tullab fi Tahsil Ma’rifatil Ahkam asy-Syar’iyah li al-
Malik al-Wahhab (Cermin bagi Penuntut Ilmu Fikih Pada Memudahkan Mengenal Segala Hukum
Syariah Allah). Di dalamnya dimuat berbagai masalah fikih mazhab Syafi’i yang merupakan panduan
bagi seorang kadi. Kitab ini ditulis atas perintah Sultanah.
Di bidang tasawuf, karyanya antara lain ‘Umdat al-Muhtajin (Tiang orang-orang yang memerlukan),
Kifayat al-Muhtajin (Pencukup Para Pengemban Hajat), Daqaiq al-Huruf (Detail-Detail Huruf), dan
Bayan Tajalli (Keterangan tentang Tajalli). ‘Umdat al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufridin
merupakan karya Abdur Rauf yang terpenting. Buku ini terdiri atas tujuh bab, memuat antara lain
mengenai zikir, sifat-sifat Allah Swt. dan Rasul-Nya, dan asal-usul ajaran mistik. Di akhir bukunya,
Abdur Rauf menceritakan riwayat hidupnya dan guru-gurunya. Di antara gurunya itu, ia sangat
memuji Ahmad Qusasi. Gurunya ini disebutnya sebagai “Pembisik Spiritual dan Guru di Jalan Allah”.
Abdur Rauf as-Singkili meninggal dunia pada tahun 1693, dalam usia 73 tahun. Ia dimakamkan di
samping masjid yang dibangunnya di Kuala Aceh, desa Deyah Raya Kecamatan Kuala, sekitar 15 km
dari Banda Aceh. Ia kemudian juga terkenal dengan nama Teungku Syiah Kuala. Ia juga sering disebut
sebagai Wali Tanah Aceh. Oleh masyarakat setempat, makamnya dianggap tempat suci dan setiap
harinya ramai dikunjungi para peziarah.
D. Kembangkan Wawasanmu!
Bercerita tentang kisah keteladanan Syaikh Abdur Rauf as-Singkili.
ü Buat kelompok, cari cuplikan kisah tentang Syaikh Abdur Rauf as-Singkili sebagai seorang
ulama’ besar asli Indonesia dari berbagai sumber!
ü Simpulkan keteladanan apa yang bisa diambil dari isi cerita di atas!
ü Bandingkan dengan fenomena kehidupan para ulama yang ada sekarang!
45
Sejarah Kebudayaan Islam - Kelas IX
ski siswa kls 9.indd 45 6/16/16 7:29 PM