Page 120 - Aqidah Kls 7
P. 120

Ashabul kah¼




                     berhala akan di seret ke alun-alun dan dipenggal di sana. Diqyanus ialah manusia dengan
                     hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga yang ditinggal dan
                     disaksikan oleh seluruh penduduk Syam. Setiap kali kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia
                     sangat senang dengan kepemimpinan Diqyanus. Maka, Diqyanus segera menggelar pesta besar.

                         Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang seluruh
                     rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk diperintahkan agar menghias
                     rumahnya dengan lampu-lampu yang cantik. Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang
                     berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar. Mereka menari
                     dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri memadati istana. Tidak lama kemudian
                     muncullah Diqyanus dan mempelai wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk
                     tangan. Diqyanus kemudian duduk dengan khusuk di hadapan berhala yang berada di tengah-
                     tengah istanah. Suasana menjadi senyap. Diqyanus menyembah berhala itu lalu kemudian
                     menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu. Ia
                     kemudian duduk dalam singgasananya menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih
                     berganti menyembah berhala.  Tiba-tiba Diqyanus terlihat gugup dan gelisah. Dan berkata:
                     “Menteri, mana Martius dan Nairawis? Tanpa mereka sadari Martus dan Nairawis ternyata telah
                     meninggalkan pesta lebih awal.  Martus dan Nairawis adalah dua orang dari ketujuh Ashabul

                     Kah¿. Ketika Martus pulang ke rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan
                     wajah merah padam. Martus segera menghindar namun ayahnya menarik kerah bajunya dan
                     memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap perilakunya sewaktu berada di istana. Martus
                     kemudian mengurung diri di kamarnya, menangis terseduh-seduh. Ia merasa diasingkan oleh
                     seluruh penduduk negeri bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia sayangi yang bernama
                     Nasthas, salah seorang menteri dari Diqyanus. Sedangkan, Nairawis ialah anak dari menteri
                     kepercayaan Diqyanus yaitu Kaludius.
                         Sementara itu, di rumah Maksalmina, seorang pengikut ajaran Nabi Isa as, yang sangat tidak
                     suka dengan pemerintahan Diqyanus tiba-tiba rumahnya diketuk. Maksalmina membukakan
                     pintu. Ternyata yang ia temui ialah Martus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog
                     dengan peristiwa yang baru saja menimpa negerinya . Mereka  berdua ialah orang-orang yang
                     kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa tragis itu.
                         Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk.  Ternyata mereka
                     adalah Nairawis dan Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang yang selalu tertindas dalam
                     ketidak adilan oleh para pedagang besar orang-orang romawi. Mereka berempat terlibat dalam
                     pembicaraan yang serius. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang penuh
                     dengan kenistaan dan jauh dari Tuhan.

                         Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Diqyanus tewas terbunuh di sungai.
                     Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang pengikut Nabi Isa As. Ia segera ditangkap dan
                     disiksa di hadapan Diqyanus. Ketika sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Diqyanus
                     mengatakan kepada Diqyanus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martus dan
                     Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku khawatir mereka bersekongkol menyiapkan rencana
                     licik ini. Mereka menyebarkan bahwa tuan adalah orang sesat kerena menyembah berhala.





                  110      Buku Siswa Kelas VII MTs
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124