Page 191 - Cerdas-Cergas-Berbahasa-dan-Bersastra-Indonesia-untuk-SMA-Kelas-10
P. 191

B.  Memahami Teks Diskusi dan Menilai Efektivitas
                      Diksi, Rima, dan Tipografi dalam Teks Puisi


                                    Memahami teks diskusi dan menilai efektivitas
                                    pemilihan kata/diksi, pengaturan rima, dan tampilan
                                    tipografi dalam mendukung makna dan amanat puisi


                     Kegiatan 1


                  Puisi memiliki berbagai macam jenis. Berdasarkan kurun waktunya, dikenal
                  puisi lama (mantra, karmina, gurindam, pantun, puisi, gurindam, syair, talibun,
                  dll) dan puisi baru yang bentuknya tidak lagi terikat seperti puisi lama (balada,
                  elegi, epigram, himne, ode, satire, dll). Berdasarkan isi puisinya dikenal pula
                  jenis puisi naratif, puisi deskriptif, puisi lirik, dan lain sebagainya. Bahkan,
                  belum lama ini, muncul jenis puisi esai yang mengundang kontroversi di
                  kalangan penyair dan pengamat sastra. Beberapa ada yang mendukung/pro
                  adanya puisi esai, tetapi tidak sedikit pula yang menentang/kontra. Untuk
                  lebih memahami informasi puisi esai dan pro kontra tentangnya, kalian
                  dapat mencermati teks diskusi di bawah ini.


                                          Pro dan Kontra Puisi Esai

                     Selama ini, kita mengenal beberapa jenis puisi seperti puisi deskriptif, puisi
                     lirik, puisi naratif, dan lain sebagainya. Namun, bagaimana jika kemudian
                     muncul puisi esai sebagai jenis puisi baru. Hal inilah yang menjadi
                     polemik atau kontroversi di kalangan penyair dan pemerhati sastra
                     pada beberapa tahun lalu. Perdebatan pun terjadi cukup ramai di media
                     masa cetak maupun elektronik hingga menimbulkan berbagai pro dan
                     kontra. Kalangan penyair dan sastrawan pun beberapa ada yang bersikap
                     mendukung/pro tetapi tidak sedikit pula yang menentang/kontra.
                         Pihak yang mendukung beranggapan bahwa perpuisian Indonesia
                     saat ini mirip dengan kondisi Amerika Serikat sekitar tahun 2006.
                     Pada saat itu, puisi makin sulit dipahami dan seakan berada di wilayah
                     yang lain. Penulisannya mengalami kebuntuan dan tidak mengalami
                     perubahan  berarti  selama puluhan  tahun.  Munculnya  puisi esai
                     dianggap sebagai upaya menjadikan puisi dekat dan dapat mudah
                     dipahami masyarakat umum. Hal ini terutama ditunjukan dengan
                     kehadiran catatan kaki yang merupakan upaya menjelaskan dan
                     mengaitkan isi puisi dengan konteks sosial di luar puisi.
                         Beberapa  pihak yang  mendukung  bahkan  tergerak  untuk
                     memunculkan angkatan baru puisi esai selain angkatan yang sudah
                     ada sebelumnya. Hal ini ditunjukan dengan penerbitan 34 buku puisi
                     esai di 34 provinsi di seluruh Indonesia yang melibatkan 170 orang



                     Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
            174
                     untuk SMA/SMK Kelas X
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196